Selasa 24 Apr 2018 22:51 WIB

Amien: Pengajian-Pengajian Disisipkan Politik Itu Harus

Kemenangan itu tidak akan terjadi apabila umat Islam hanya berpangku tangan.

Rep: Sri Handayani/ Red: Andri Saubani
Gubernur DKI Anies Rasyid Baswedan dan Ketua Dewan Pakar Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais menghadiri acara peringatan setahun program Ustazah Peduli Negeri di Balai Agung, Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (24/4).
Foto: Republika/Sri Handayani
Gubernur DKI Anies Rasyid Baswedan dan Ketua Dewan Pakar Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais menghadiri acara peringatan setahun program Ustazah Peduli Negeri di Balai Agung, Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (24/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais menyisipkan pesan politik ketika mengisi ceramah pada ulang tahun Ustazah Peduli Negeri di Balai Kota DKI, Selasa (24/4). Ia mengatakan, memberikan muatan politik di dalam pengajian adalah hal yang wajib.

"Ini dalam ulang tahun Ustazah Peduli Negeri, pengajian-pengajian disisipkan politik itu harus," kata Amien di Balai Agung, Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa.

Dalam pesan politiknya, Amien mengatakan, saat ini elektabilitas Joko Widodo (Jokowi) sebagai pejawat kian menurun. Padahal, untuk memenangkan kembali pemilihan umum (pemilu), pihak pejawat harus memiliki suara lebih dari 50 persen.

Menurut Amien, fenomena itu sebagai kesempatan yang baik. Ia mengajak para ustazah yang hadir untuk tidak menyia-nyiakan momentum tersebut.

Mereka, kata Amien, harus bergerak memenangkan pemilihan legislatif (pileg) dan pemilihan presiden (pilpres). Sebab, kemenangan itu tidak akan terjadi apabila umat Islam hanya berpangku tangan.

"Tetapi kalau ibu-ibu peduli negeri, bapak-bapak, anak muda masjid, partai-partai Islam juga cuma leyeh-leyeh menunggu Allah mengambil alih, it's impossible. Jadi kita harus bergerak," kata dia.

Amien mengatakan, upaya itu bisa dilakukan dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ia menyarankan para ustazah untuk memperbanyak salat malam, berdoa, membaca Alquran dan berpuasa.

Sebelumnya, Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin meminta pelaksanaan kampanye di rumah ibadah dapat dicegah. Menurut Menag, rumah ibadah, seperti masjid, gereja, wihara, ataupun tempat ibadah lain bukan tempat untuk mengampanyekan pasangan calon kepala daerah ataupun calon anggota legislatif Pemilu 2019. Jadi, kampanye di rumah ibadah harus dilarang.

"Berkampanye untuk pilih paslon ini, partai itu, atau caleg ini-itu di rumah ibadah harus dicegah," kata Lukman melalui akun Twitter pribadinya, Senin (23/4).

Namun, politikus senior Partai Persatuan Pembangunan itu menyebut rumah ibadah diperbolehkan untuk membicarakan politik yang substantif. Misalnya, dalam mendorong penegakan keadilan dan kejujuran, memenuhi hak dasar manusia, dan mencegah kemungkaran. Sebab, menurut Lukman, semua ajaran agama termasuk dalam ikhtiar memilih pemimpin harus diperjuangkan kapan pun di manapun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement