REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Keadilan Sejahtera (DPP PKS) Al Muzammil Yusuf mengatakan, partainya tetap berkomitmen terhadap koalisinya bersama Gerindra. Hal ini disampaikannya di tengah isu poros ketiga pascapertemuan Presiden PKS Sohibul Iman dengan Wakil Ketua Umum Demokrat Syarief Hasan di DPP PKS pada Selasa (17/4).
Muzammil menjelaskan, PKS dengan Gerindra telah memasuki tahap perundingan pengumuman komitmen koalisi. "Mudah-mudahan segera terwujud, sehingga untuk poros ketiga saat ini tidak menjadi opsi bagi kami," ujarnya ketika dihubungi Republika.co.id, Selasa (24/4).
Menurut Muzammil, kedua partai saling menghormati, sikap dasar yang dibutuhkan untuk sebuah koalisi. Sekitar dua pekan lalu, pihak PKS juga sudah berkomunikasi dengan Prabowo selaku ketua umum Gerindra untuk membicarakan penentuan capres yang akan diusung bersama dalam Pilpres 2019. Komunikasi ini akan terus dilakukan sampai menemukan mufakat.
PKS sendiri telah menyodorkan sembilan nama kadernya untuk dipertimbangkan sebagai cawapres, di mana salah satunya adalah Muzammil. Untuk pemilihan ini, PKS akan menghormati apapun keputusan Gerindra.
"Ini komitmen bersama kami. Capres dari Gerindra sementara cawapres dari PKS," ucap Muzammil.
Selain Muzammil, dalam bursa cawapres PKS di antaranya ada nama Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid, Mantan Presiden PKS Anis Matta, Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman dan Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno.
Sebelumnya, Sohibul mengaku telah bertemu dengan Demokrat yang diwakili Syarief. Pertemuan membahas kemungkinan dibentuknya poros ketiga pada Pilpres 2019. Diketahui, dalam safari politik Ketum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono ke wilayah Banten, presiden keenam RI itu mengatakan bahwa akan ada pemimpin baru di pilpres 2019 mendatang.
Namun, SBY tidak memerinci detail sosok pemimpin baru tersebut. Dia hanya mengatakan akan memasangkan calon presiden dan calon wakil presiden yang mengerti keinginan rakyat. "Saya akan pasangkan nanti, capres-cawapres yang mengerti keinginan rakyat. Insya Allah nanti ada pemimpin baru yang amanah, cerdas, dan memikirkan rakyat banyak," ujar SBY.