Senin 23 Apr 2018 19:45 WIB

WHO: Butuh Peran Lintas Sektor Tangani Malaria

Pengendalian malaria tidak bisa hanya dilakukan oleh Kementerian Kesehatan.

Nyamuk adalah salah satu penyebar penyakit malaria (ilustrasi).
Foto: AP
Nyamuk adalah salah satu penyebar penyakit malaria (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  — Penanganan kasus malaria di Indonesia  membutuhkan peran lintas sektor untuk mencapai tujuan eliminasi malaria pada 2030. Hal ini disampaikan oleh Perwakilan Indonesia Badan Kesehatan Dunia (WHO) Vinod Bura. 

"Kontribusi bersama dari lebih banyak pemangku kepentingan dan sektor sangatlah penting dalam mencegah dan mengendalikan malaria," katanya di kantor Kementerian Kesehatan Jakarta, Senin (23/4).

Menurut dia, pengendalian malaria tidak bisa hanya dilakukan oleh Kementerian Kesehatan, namun juga kementerian-lembaga terkait lainnya. Vinod juga menekankan pentingnya meningkatkan pemahaman masyarakat tentang penyakit malaria.

"Anak-anak dan ibu hamil paling rentan terhadap malaria, mereka harus dilindungi," kata dia.

Vinod berpendapat pemerintah telah mengambil langkah yang tepat dalam mengupayakan pengendalian malaria di Indonesia. Namun, dia mengingatkan tetap harus ada peningkatan upaya untuk mempercepat eliminasi malaria.

"Jika pemakaian kelambu, penggunaan obat semprot dalam ruangan dan penemuan kasus meningkat, kita dapat menghapus malaria. Juga pengobatan malaria," ujar Vinod.

WHO mencatat masih ada 216 juta orang terkena malaria pada 2016. Sekitar tujuh persen dari jumlah tersebut, yaitu sekitar 15 juta jiwa tinggal di Asia Tenggara. 

Di kawasan Asia Tenggara disebutkan sekitar 27 ribu orang meninggal karena malaria, sementara kasus kematian secara global sebanyak 445 ribu. Data WHO menyebutkan tren jumlah kesakitan dan kematian karena malaria menurun secara global, namun penurunan tersebut berjalan sangat lambat. 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement