REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Pesawat Garuda Indonesia dengan rute penerbangan dari Bandara Komodo Labuan Bajo-Ende-Kupang, Senin (23/4) dilaporkan batal mendarat di Bandara Haji Hasan Aroeboesman Ende karena cuaca buruk. GM Garuda Kupang, Yudi Fulkan yang dikonfirmasi Antara di Kupang, Senin (23/4), membenarkan bahwa pesawat tidak bisa mendarat karena alasan keselamatan penerbangan.
"Iya, pesawat batal mendarat karena cuaca ekstrim di Ende. Kecepatan angin 35 knot. Ini masalah keamanan penerbangan," katanya menjelaskan.
Emanuel Lamawatun, penumpang tujuan Kupang mengaku, pesawat sudah siap mendarat di Ende, tetapi batal. Pesawat sempat berputar tetapi kemudian kami kembali ke Bandara Komodo di Labuan Bajo.
Dia mengatakan, sesuai dengan pemberitahuan dari petugas maskapai, penerbangan baru akan dilanjutkan pada Selasa (24/4) pagi. Nike Ruwa dari Pos Meteorologi Ende melalui grup BMKG menjelaskan, pada pukul 10.30 WITA terjadi angin kencang dengan kecepatan maksimum 35 knots (64,82 km/jam).
"Tadi pukul 10.30 WITA, terjadi angin kencang dengan kecepatan maksimum 35 knots (64,82 km/jam) yang teramati di Pos Meteorologi Ende," katanya.
Sementara pesawat Garuda dari Labuan Bajo yang hampir mendarat pada pukul 10.38 WITA. Pesawat kemudian naik kembali dan sempat holding sekitar 20-30 menit, hingga akhirnya kembali ke Labuan Bajo karena kondisi angin masih kencang, katanya menjelaskan. Kondisi saat ini sudah cukup membaik, dengan kecepatan angin maksimum 21-25 knots (31-46 km/jam).
Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi El Tari Kupang, Ota Welly Jenni Thalo yang dikonfirmasi terpisah terkait cuaca di Ende mengatakan, setiap hari BMKG sudah menyampaikan secara umum peringatan dini NTT. "Peringatan ini berkaitan dengan, cuaca apa saja yang akan terjadi, dan peringatan dini secara spesifik wilayah Ende masuk dalam jangkauan radar Maumere," kata Ota Welly Jenni Thalo.