REPUBLIKA.CO.ID, PADANG - Pemerintah Provinsi Sumatra Barat optimistis tetap bisa menyelenggarakan ajang balap sepeda kelas dunia, Tour de Singkarak (TdS) yang ke-10 di tahun 2018 ini. Optimisme ini muncul, meski dukungan dana dari pemerintah pusat melalui Kementerian Pariwisata jauh menyusut.
Wakil Gubernur Sumatra Barat Nasrul Abit mengungkapkan, pendanaan dari Kementerian Pariwisata untuk TdS tahun 2018 hanya sekitar Rp 400 juta. Angka ini jauh di bawah dukungan dana pada tahun-tahun sebelumnya untuk ajang yang bisa menyedot lebih dari satu juta penonton ini. Di tahun 2017 lalu misalnya, dari total anggaran TdS Rp 13 miliar, sebanyak Rp 8 miliar di antaranya dipenuhi sendiri oleh Pemprov Sumbar dan sisanya berasal dari pendanaan Kemenpar dan sumber pendanaan lainnya.
Nasrul menyebutkan, pihaknya tetap bersikukuh menggelar rangkaian balap sepeda Tour de Singkarak karena selama ini telah merasakan manfaatnya, terutama di sektor ekonomi. Selain jumlah kunjungan wisatawan yang melonjak, terjadi perputaran uang di Sumatra Barat yang cukup signifikan selama gelaran TdS berlangsung.
"Seandainya ada kekurangan anggaran, maka tanggung jawab kabupaten dan kota. Kita akan iuran. Bersama-sama memikul biaya ini," ujar Nasrul usai memimpin rapat koordinasi TdS 2018, Senin (23/4).
Sumber dana untuk 'iuran' penyelenggaraan TdS pun bisa bermacam-macam, termasuk dari pos anggaran di Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Nasrul yakin dengan perencenaan anggaran yang dilakukan lebih awal, maka gelaran TdS 2018 tetap bisa terlaksana tanpa mengurangi kemeriahan seperti tahun-tahun sebelumnya.
Selain persoalan anggaran, Pemprov Sumbar juga mengantisipasi persoalan jalan yang butuh diperbaiki di beberapa titik. Nasrul mengakui, rusaknya jalan di sejumlah titik merupakan masalah klasik yang terus berulang setiap penyelenggaraan Tour de Singkarak.
"Tapi dari itu semua, terpenting adalah Sumbar sepakat untuk laksanakan TdS 2018. Grand start Bukittinggi dan Finish Kota Pariaman," jelas Nasrul.
Panjang rute Tour de Singkarak 2018 rencananya juga akan bertambah, setelah Pemprov Jambi menyampaikan ketertarikannya untuk bergabung. Jambi mengajukan Sungai Penuh untuk dilalui para pembalap, dengan rute bersambung dari Solok Selatan menuju Pesisir Selatan. Menurut Nasrul, rencana ini bisa terwujud bila Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) bisa menutup rencana perbaikan jalan di sana.
"Tanggal 8 (Mei) nanti Insya Allah Pak Presiden kembali ke sini. Harapannya, Gubernur Jambi dan Sumbar bisa berbincang dengan beliau untuk membahas ini," kata Nasrul.
Ajang balap sepeda Tour de Singkarak sendiri menjadi pelopor sport tourism di Indonesia. Tahun 2017 lalu, ajang ini diikuti sebanyak 108 pembalap dari 25 negara dengan panjang rute 1.097 kilometer melintasi 18 kabupaten dan kota di Sumatra Barat.