REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Dinas Pertanian Kabupaten Cilacap meminta agar petani yang telah selesai melakukan panen padi, agar segera mempercepat proses tanam. Hal ini dimaksudkan agar dalam pertumbuhannya kelak tanaman padi tidak mengalami kekurangan air, dan lahan sawah yang kelak dipanen bisa segera ditanam tanaman palawija.
''Tahun 2019 mendatang, pemerintah telah mencanangkan program swasembada kedelai. Kami berharap, setelah musim panen kedua tahun 2018 ini, petani bisa memanfaatkan lahan sawahnya untuk ditanami kedelai,'' jelas Kabid Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Cilacap, Ermawati Syahyuni, Ahad (22/4).
Dia menyebutkan, bila lahan sawah yang saat ini telah selesai panan bisa segera ditanami lagi, maka panen kedua tahun 2018 bisa dilakukan pada bulan Juli. ''Dengan demikian, petani masih memiliki waktu untuk menanam sawahnya dengan kedelai sehingga pada musim hujan di akhir tahun, bisa ditanami padi lagi,'' jelasnya.
Dia mengingatkan, dalam rangka melakukan pemiliharaan dan perawatan saluran irigasi, pengeringan saluran irigasi akan mulai dilakukan pada bulan Juli-September 2018. Antara lain, saluran irigasi yang bersumber dari Sungai Serayu, dimana saluran irigasi ini menjadi sumber pengairan lahan pertanian di wilayah Kecamatan Kroya, Nusawungu, Adipala, Sampang, Maos, Binangun, dan sebagian Kesugihan.
''Untuk itu, kami berharap tidak ada sawah di wilayah tersebut yang terlambat tanam, sehingga nantinya tidak akan mengalami kesulitan air,'' katanya.
Dia menyebutkan, untuk melakukan budidaya tanaman kedelai seusai masa panen Juni-Juli 2018, petani tidak akan terlalu banyak membutuhkan air. Hal ini karena sifat tanaman kedelai, yang memang tidak terlalu membutuhkan air.
Menurutnya, dalam rangka program swasembada kedelai tersebut, Kabupaten Cilacap ditargetkan bisa memiliki luas lahan tanaman kedelai hingga 20 ribu hektar. Dengan tingkat produksi 1,4 ton per hektar, diharapkan produksi kedelai dengan luas lahan tersebut bisa mencapai 28 ribu ton.