REPUBLIKA.CO.ID, BIREUN -- Sebanyak 79 imigran Rohingya yang terdampar di Pantai Kuala Raja, Kabapaten Bireun, Nanggroe Aceh Darussalam pada Jumat (20/4). Aksi Cepat Tanggap Foundation yang menangani imigran menyebut mereka dalam tahap memulihkan kondisi pascaberlayar dengan kapal kayu.
"Secara umum kondisi para pengungsi Rohingya masih dalam pemulihan kondisi tubuh karena masih didapati dalam keadaan lemas dan kelelahan akibat perjalanan laut sampai sembilan hari," kata Koordinator ACT Aceh Laila Khalidah, melalui keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Ahad (22/4).
Ada 79 imigran asal Rohingya yang tiba dua hari lalu di Biruen. Mereka terdiri dari 44 laki-laki, 27 perempuan dan delapan anak-anak. Awalnya ada lima orang yang dinyatakan sakit, tapi begitu dibawa ke Gedung SKB Cot Gapu Bireun dan diberi perawatan, empat dari lima orang tersebut dinyatakan sembuh.
Satu orang perempuan masih penyembuhan karena sesak nafas. Satu anak juga dirawat intensif karena menderita dehidrasi.
Menurut Laila, setiap hari di lokasi pengungsian terdapat beberapa lembaga yang tergabung dari pemerintahan, seperti Tagana, Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan. Selain itu juga ada ACT, PKPU, Dompet Dhuafa, TKSK, Rumah Zakat, dan One Care. Pengungsi di di Bireun sementara ini mendapatkan makanan yang cukup dan pelayanan kesehatan yang memadai.
Namun, sampai saat ini kata dia belum ada keputusan untuk kelanjutan pengungsi Rohingya usai rapat gabungan antar lembaga yang hadir. Rapat akan digelar lagi pada Senin (23/4) untuk menentukan penempatan dan teknis pengelolaan pengungsu Rohingya di Biruen ini.
"Senin akan rapat lagi," ujar Laila.