REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Founder Lembaga Survei KedaiKOPI Hendri Satrio mengatakan elektabilitas figur calon presiden (capres) atau calon wakil presiden (cawapres) bukan persoalan utama sebelum pendaftaran pemilihan presiden (Pilpres) 2019. Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan membuka pendaftaran bakal capres-cawapres pada Agustus mendatang.
Menurut pengamat politik dari Universitas Paramadina ini, elektabilitas akan mucul saat calon tersebut sudah mendaftarkan diri. “Kalau mereka sudah terdaftar secara resmi dengan sendirinya elektabilitas akan naik,” kata Hendri saat dihubungi, Sabtu (21/4).
Hendri mengatakan jika sudah mendaftar dan kemudian ditetapkan sebagai capres-cawapres maka akan mudah untuk meningkatkan elektabilitas. Sebelum pendaftaran dan penetapan tersebut, dia mengatakan, hal terpenting bagi sosok yang akan maju pada pilpres 2019, yakni mempopulerkan diri.
“Yang harus mereka lakukan sekarang itu angkat popularitas dulu aja,” ujar Hendri.
Hendri Satrio
Kendati demikian, Hendri mengakui, kubu Jokowi masih harus bekerja keras untuk mendapatkan simpati masyarakat. Sebab, dia mengatakan, saat ini posisi Jokowi yang berstatus pejawat belum aman.
Elektabilitas Jokowi melalui survei terbuka sekitar 35,1 persen sedangkan dalam survei tertutup sebesar 48,3 persen. “Ini tetap tidak aman bagi Jokowi karena belum 50,1 persen. Elektabilitas dalam survei terbuka 35,1 persen. Itu pada top of mind masyarakat, 64,9 persennya bukan Jokowi yang menjadi presiden,” kata dia.
Bagi kubu lawan, Hendri mengatakan, harus segera menentukan langkah dan sikap. Misalnya, dia menyontohkan, Prabowo Subianto harus menegaskan apakah akan maju sebagai calon pada pilpres mendatang atau hanya menjadi king maker.
Begitu pula dengan nama-nama lain. “Pak Gatot maju dari mana, TGB sangat berpeluang, kemudian nama-nama lain seperti Abraham Samad, Rizal Ramli, dan sekarang muncul lagi nama menteri Susi Puji Astuti yang digadang-gadang PDIP,” kata dia.