Sabtu 21 Apr 2018 17:44 WIB

Masinton: Elektabilitas di Bawah 50 Persen Bukan Ancaman

Masinton menilai elektabilitas itu karena Jokowi belum memutuskan cawapres.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ratna Puspita
Masinton Pasaribu
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Masinton Pasaribu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus PDIP Masinton Pasaribu menilai elektabilitas Jokowi yang berada di bawah 50 persen bukanlah sebuah ancaman bagi Jokowi. Dia tetap optimistis Presiden Joko Widodo akan memenangkan pemilihan presiden (pilpres) 2019. 

Meski sejumlah survei mengungkap elektabilitas Jokowi belum aman sebagai calon dari pejawat, Masinton tetap santai. “Survei itu kan tergantung memotretnya dari mana, survei kan tergantung potret saat ini, survei faktanya adalah elektabilitas Jokowi selalu di atas," ujar Masinton kepada wartawan di Menteng, Jakarta, Sabtu (21/4).

Selain itu, Masinton menilai hal tersebut karena hingga kini Jokowi belum memutuskan calon wakil presiden (cawapres) yang mendampinginya. "Jangan-jangan kalau sudah ada Pak Jokowi bakal melejit bagus, karena calon yang lainnya juga track record-nya tidak lebih baik dari kepemimpinan Pak Jokowi," ujar Masinton.

Masinton juga menilai respon publik terhadap kinerja Pemerintahan Jokowi masih bagus. Dia menyatakan kinerja Jokowi bukan hanya semata membangun infrastruktur untuk meningkatkan daya saing, tetapi juga mengoneksi wilayah NKRI. 

“Coba bisa ditanyakan di masing masing lembaga survei terutama di daerah luar jawa,” kata dia. 

Karena itu, saat ini PDIP fokus untuk menyelesaikan tugas dan program Pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla pada waktu yang tersisa. "Bagaimana merealisasi janji-janji, bagaimana mengoneksi satu daerah dengan daerah lain,” ujar dia. 

Sebelumnya, Direktur Riset Media Survei Nasional Sudarto menilai dua kubu baik poros Jokowi maupun kubu oposisi penantang mempunyai pekerjaan rumah berat terkait pilpres 2019. "PR yang muncul di kubu Pak Jokowi adalah munculnya golongan masyarakat yang tidak sedikit sampai 46 persen ingin memilih presiden selain Jokowi," ujar Sudarto saat hadir dalam diskusi di Menteng, Jakarta, Sabtu (21/4).

Hasil riset Median, Sudarto mengungkap, menunjukkan 46,4 persen responden menginginkan pergantian presiden. Angka itu bersaing dengan responden yang tetap menginginkan Jokowi sebagai presiden sebesar 45 persen, sedangkan elektabilitas Jokowi mencapai 36 persen.

Ia mengatakan masyarakat memang mengakui Jokowi berprestasi. Namun, dia mengungkapkan, ada beberapa alasan yang membuat masyarakat menginginkan pergantian pemerintahan Jokowi seperti Jokowi dianggap tidak mampu menyelesaikan persoalan ekonomi yang dirasa oleh masyarakat.

"Prestasi Pak Jokowi tidak mampu mengobati kekecewaan terhadap kondisi lebih real terkait ekonomi," ujar Sudarto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement