REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Seekor sapi betina, pada umumnya hanya mampu melahirkan satu pedet atau anak sapi dalam sekali bunting. Namun, berbeda dengan sapi dari salah satu peternak di Sleman, DI Yogyakarta.
Kali ini, sapi yang ia ternak melahirkan tiga pedet sekaligus. Setelah berusia empat bulan, anak sapi itu pun sempat di tawar dengan harga di atas rata-rata.
Pemilik anak sapi kembar tiga, Nanang Teguh (48) mengatakan, ia sebenarnya tak menyangka bahwa sapi betina jenis simental yang ia rawat itu melahirkan tiga anak sapi. Selama proses kehamilan pun sapi itu tak menunjukan hal yang mencurigakan baik secara ukuran kehamilan maupun perilaku.
"Saya tak melakukan hal khusus untuk membuat sapi saya melahirkan kembar tiga. Saya hanya melakukan inseminasi buatan (IB) seperti biasa," kata Nanang yang merupakan anggota kelompok ternak Sedyo Manunggal, Desa Nglengis, Kecamatan Tempel, Kabupaten Sleman, Jumat (20/4).
Hanya saja, pejantan yang digunakan dalam IB memang memiliki riwayat kelahiran kembar. Namun, sejauh ini, hal itu tak menjamin bahwa hal itu dapat menghasilkan anak sapi kembar, apalagi hingga kembar tiga.
Karena kelahiran kembar tiga terbilang langka, maka anak sapi miliknya pun sempat ditawar oleh pedagang dengan harga Rp 15 juta per ekor. Padahal, biasanya anak sapi usia empat bulan hanya dipatok seharga Rp 8 juta. "Tawaran itu saya tolak. Untuk saat ini, saya masih ingin membesarkanya," ujar dia.
Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Sugiono mengatakan kelahiran anak sapi kembar tiga adalah hal yang sangat langka. Biasanya, untuk mendapatkan tiga anak sapi, peternak memerlukan waktu hingga tiga tahun. "Namun di sini cukup dengan satu kali bunting, ujar Sugiono saat melakukan kunjungan kerja di kelompok ternak tersebut.
Menurutnya, ini adalah bukti nyata dari kerja sama antara tim di lapangan serta peternak dalam rangka menjalankan program Upsus Siwab (Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting, Red). Setelah ini, ia pun akan melakukan pengkajian agar kelahiran kembar tiga ini dapat ditingkatkan di seluruh perernak di Indonesia.
Tentu hal ini akan mendukung ketersediaan sapi di Indonesia. "Jika jumlah sapi yang melahirkan kembar tiga dapat ditingkatkan, maka otomatis populasi sapi di Indonesia pun dapat meningkat dengan cepat," kata dia.
Sugiono menjelaskan bahwa pelaksanaan Upsus Siwab tahun 2017 telah dilalui dengan capaian yang dinilai cukup berhasil. Realisasi IB yang mencapai 99,41 persen dari target 4 juta akseptor menunjukkan bahwa kinerja pelayanan IB sesuai harapan.
Jika dibandingkan dengan struktur populasi sapi betina dewasa yang mencapai 5,9 juta ekor, maka jumlah capaian pelayanan IB tahun 2017 tersebut mengindikasikan bahwa penerapan teknologi IB menjadi bagian penting dalam upaya peningkatan jumlah ternak baik ditingkat kelompok maupun skala nasional.
Realisasi kebuntingan juga dinilai cukup berhasil meskipun tidak sebesar capaian IB. Tingkat kebuntingan yang mencapai 63,08 persen yang setidaknya telah melebihi beberapa perkiraan sebagian pakar yang sebelumnya menilai tingkat kebuntingan hanya sekitar 40 hingga 45 persen.