REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Tim gabungan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau bersama TNI dan Polres Indragiri Hilir, berhasil menembak bius harimau Sumatera bernama Bonita. Dalam beberapa waktu terakhir, harimau berjenis kelamin betina berumur empat tahun itu menyebabkan dua warga meninggal dunia.
"Betul (Bonita berhasil ditangkap)," ucap Kapolres Indragiri Hilir AKBP Christian Roni Putra membenarkan penangkapan harimau sumatera (panthera tigris sumatrae) tersebut, Jumat (20/4).
Christian mengatakan bahwa Bonita yang selama empat bulan terakhir dicari tim gabungan pencari dan penyelamat Harimau sumatera bentukan Pemkab Indragiri Hilir tersebut berhasil ditembak bius Jumat pukul 06.50 WIB pagi tadi. Dia mengatakan saat ini Bonita masih berada di Kecamatan Pelangiran, tepatnya areal perkebunan PT Tabung Haji Indo Plantation, sebuah perusahaan kelapa sawit Malaysia. Lokasi itu yang selama ini menjadi areal jelajah satwa dilindungi tersebut dan menerkam dua warga, termasuk salah satu diantaranya karyawan perusahaan itu hingga tewas Januari 2018.
"Masih di Pelangiran," ujarnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa Bonita ditembak bius dan ditangkap dalam keadaan hidup. Christian belum dapat memberikan informasi lebih lanjut karena dia mengatakan penangkapan Bonita dilakukan oleh jajaran Polsek Pelangiran dan tim gabungan BBKSDA Riau dan TNI.
Sementara itu, Antara beberapa kali berupaya menghubungi Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Suharyono untuk memastikan kronologis penangkapan Bonita tersebut. Namun, baik telepon maupun pesan singkat belum dijawab oleh Suharyono maupun anggotanya.
Hanya saja, dalam wawancara beberapa waktu lalu, Suharyono mengatakan apabila Bonita tertangkap akan segera direlokasi ke Pusat Rehabilitasi Harimau Dharmasaraya, Provinsi Sumatera Barat. Bonita, harimau sumatera liar berkelamin betina telah selama empat bulan terakhir berkeliaran di areal pemukiman warga dan perkebunan sawit PT THIP.
Jumiati, menjadi korban pertama yang meninggal pada awal Januari 2018. Perempuan berusia 33 tahun tersebut diserang Bonita saat bekerja di KCB 76 Blok 10 Afdeling IV Eboni State, Desa Tanjung Simpang, Pelangiran, Indragiri Hilir. Terakhir, Yusri Efendi (34) meregang nyawa di desa yang sama, namun berjarak sekitar 15 kilometer dari lokasi tewasnya Jumiati.
Sebenarnya, pasca insiden pertama, tim BBKSDA Riau telah diturunkan untuk menangkap dan menyelamatkan harimau tersebut. Tim tersebut terdiri dari BBKSDA Riau, TNI, Polisi serta sejumlah pegiat satwa dilindungi. Puluhan perangkap juga telah dipasang. Perangkap-perangkap berbentuk kotak berisi kambing jantan dan babi hutan menyebar di sekitar lokasi itu.
Begitu juga kamera pengintai, yang dipasang di setiap sudut dimana perangkap itu berada. Namun, upaya itu belum membuahkan hasil sebelum berhasil ditembak bius malam ini. Terakhir, ahli bahasa satwa asal Kanada bernama Shakti dihadirkan untuk membantu proses penangkapan satwa tersebut. Shakti, wanita muda berusia 22 tahun itu telah bergabung bersama tim sejak tiga pekan terakhir.