REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) DKI Jakarta tengah menggelar Islamic Book Fair (IBF) 2018 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, sejak 18-22 April 2018. Di tengah acara IBF, dilaksanakan bedah buku Biografi KH Hasyim Muzadi.
Di dalam acara bedah buku tersebut, Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antaragama dan Peradaban (UKP-DKAAP) Prof Din Syamsuddin menceritakan sosok KH Hasyim semasa menjadi ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Prof Din juga mengungkapkan, warga Muhammadiyah sangat kehilangan sosok KH Hasyim.
Prof Din mengatakan, pada periode pertama KH Hasyim menjadi ketua umum PBNU, Prof Syafii Maarif menjadi ketua umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah. Pada periode kedua KH Hasyim menjadi ketua umum PBNU, dirinya (Prof Din) menjadi ketua umum PP Muhammadiyah.
"Saya memberikan kesaksian hubungan antara NU dan Muhammadiyah mencapai puncaknya yang paling mesara, mencapai titik harmonis yang sangat kuat sekali," kata Din saat acara bedah buku Biografi KH Hasyim Muzadi di IBF, Jumat (20/4).
Din menyampaikan, dia sering bertemu dengan KH Hasyim pada masa itu. KH Hasyim juga sering berkunjung ke kantornya. PP Muhammadiyah juga pada saat itu sering mengundang KH Hasyim untuk berceramah di kantor PP Muhammadiyah.
Dia menceritakan, kalau KH Hasyim ceramah di PP Muhammadiyah, jamaahnya selalu banyak memadati aula di PP Muhammadiyah. "Ceramah beliau juga selalu menarik. Setiap KH Hasyim datang ke Muhammadiyah, antusias warga Muhammadiyah sangat besar," ujarnya.
Prof Din Syamsuddin mengaku, sambil bercanda, saat memberikan pidato sambutan pernah menyampaikan ada dua kemungkinan kalau ceramah KH Hasyim digemari di PP Muhammadiyah. Kemungkinan pertama, anggota Muhammadiyah pindah ke NU. Kemungkinan kedua, KH Hasyim pindah ke Muhammadiyah.
Dia menerangkan, KH Hasyim dan dirinya seperti kebanyakkan alumni Pesantren Gontor, memiliki moto sebagai perekat umat. "Kami sepakat NU dan Muhammadiyah harus dekat, harus erat, betul-betul warga Muhammadiyah merasa kehilangan (KH Hasyim Muzadi)," ujarnya.