REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra M Nizar Zahro yakin, turunnya elektabilitas Prabowo Subianto sebagai calon presiden (Capres) dalam beberapa survei hanya sementara. Nizar yakin Prabowo masih menjadi satu-satunya penantang kuat Capres pejawat Jokowi, dan elektabilitas Ketua Umum Gerindra itu akan kembali naik.
"Sampai hari ini tokoh dengan elektabilitas tertinggi setelah Jokowi adalah Prabowo, itu tidak bisa dipungkiri, karena berasal dari banyak lembaga survei," ujar Nizar, Jumat (20/4).
Nizar melanjutkan, hingga saat ini belum ada calon penantang lain yang memiliki elektabilitas diatas Prabowo. Nizar mengatakan tokoh dari partai oposisi lain dengan tokohnya masing-masing, elektabilitasnya cenderung rendah. Dan hingga saat ini tidak jelas siapa Capres mereka.
"Tentu ini membuat pilihan rakyat untuk pak Prabowo akan lebih besar. karena sudah menerima mandat maju sebagai capres dari kader Gerindra dan mendapat dukungan dari PKS. "Setidaknya sudah memenuhi syarat 20 persen," katanya.
Seperti diketahui, dalam survei yang rilis oleh Media Survei Nasional (Median) elektabilitas capres Joko Widodo (Jokowi) mengalami kenaikan dari 35,0 persen pada bulan Februari 2018 kini menjadi 36,2 persen pada bulan April 2018. Sementara Prabowo mengalami penuruan dari 21,3 persen menjadi 20,4 persen.
Sedangkan survei darilembaga penelitian Cyrus Network menunjukkan elektabilitas Presiden Joko Widodo (Jokowi) berada di atas Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dalam survei melalui pertanyaan terbuka. Berdasarkan pertanyaan top of mind atau pertanyaan terbuka, elektabilitas Jokowi berada di urutan teratas dengan 58,5 persen. Sementara Prabowo berada diangka 21,8 persen.
Sementara PKS, yang kemungkinan besar akan bersama-sama dengan Gerindra mengusung Prabowo Subianto sebagai Capres di Pilpres 2019, yakin Prabowo masih bisa bersaing dengan Joko Widodo (Jokowi). Menurut Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera, elektabilitas Prabowo yang saat ini berada di bawah Jokowi dipengaruhi statusnya yang belum resmi mendeklarasikan diri sebagai calon presiden (capres) Pemilu 2019.
"Ya karena memang Pak Prabowo belum dideklarasikan untuk maju sebagai capres. Kalau sudah dideklarasikan maka sudah pasti ada pihak-pihak yang punya tiket maju (sebagai capres), tentu ada normalisasi (kondisi elektabilitas lebih baik)," ujar Mardani kepada wartawan setelah pemaparan Survei Cyrus Network di Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (19/4).
Karena itu, Mardani tetap optimistis dengan elektabilitas Prabowo ke depannya. "Selama belum ada janur kuning, kami tetap akan berjuang untuk bertanding di Pemilu 2019," tegasnya.