Jumat 20 Apr 2018 06:59 WIB

Stok Bahan Pokok di Jatim Jelang Ramadhan Aman

Jawa Timur diperkirakan surplus 699 ribu ton beras

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Beras
Foto: Republika/ Wihdan
Beras

REPUBLIKA.CO.ID,  SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Soekarwo menjamin stok bahan pokok di Jawa Timur menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) bulan Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini aman. Kepastian ini disampaikannya saat mengikuti Rapat Koordinasi Wilayah Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Rakorwil TPID) di Hotel Shangri-La Surabaya, Kamis (19/4).

Pria yang akrab disapa Pakde Karwo mengungkapkan, stok beras pada April, Mei dan Juni dipastikan aman. Pada bulan Juni ini produksi beras di Jatim sebanyak 996.496 ton dengan konsumsi 297.243 ton.

"Sehingga surplus 699.253 ton. Selain itu, stok beras di gudang Bulog per tanggal 13 April 2018 sebanyak 147.334 ton yang tersebar di seluruh gudang  Bulog di Jatim," kata Soekarwo dalam paparannya.

Begitu pun untuk komoditas gula pasir, dimana berdasarkan data stok produsen per 28 Februari 2018, di pabrik gula sebanyak 26.875 ton. Kemudian tebu rakyat sebanyak 79.181 ton, dan pedagang sebanyak 220.810 ton. Sehingga total stok gula sebanyak 326.867 ton. Sementara stok gula pasir di gudang Bulog per tanggal 13 April 2018 sebanyak 50.747 dan tersebar di seluruh gudang Bulog di Jatim.

Menurut Pakde Karwo, stok aman ini juga berlaku untuk komoditas pertanian seperti cabe merah besar, cabe merah keriting, cabe rawit merah, bawang merah dan jagung. Beberapa stok bahan pangan seperti daging sapi, daging ayam ras, dan telur juga dipastikan aman.

"Namun, untuk kedelai dan bawang putih, pada Juni 2017 ini defisit 15.393 ton dan 3.820 ton. Tapi pada prinsipnya semua surplus dan tugas kita kemudian mendistribusikannya ke berbagai provinsi, seperti beras Jatim yang didistribusikan ke 16 provinsi, ujar Soekarwo.

Soekarwo menambahkan, inflasi di Jatim menjelang HKBN selama ini relatif aman dan cenderung terkendali. Namun permasalahannya, inflasi cenderung naik justru di bulan November-Desember dan Januari-Februari.

Kondisi ini karena pada bulan-bulan tersebut musim hujan sangat tinggi. Sehingga menyebabkan kadar air dalam beras tinggi yakni 28, sehingga petani kesulitan menjual beras. Sedangkan Bulog akan membeli beras dari petani bila kadar airnya rendah.

 Jadi permasalahannya kami butuh dryer untuk membuat kadar air dalam beras ini menjadi 14, inilah yang membuat ada panen raya tapi harga beras tinggi karena masih menjadi gabah kering panen. Kalau ada dryer insyaAllah masalah ini teratasi, kata Soekarwo.

Usulan pengadaan dryer ini telah ia sampaikan kepada Menteri Perdagangan untuk kemudian disampaikan ke pemerintah pusat. Soekarwo mengatakan, di Jatim membutuhkan sekitar 3.000 dryer dengan kapasitas 8 jam untuk memproses, dengan anggaran sekitar Rp 900 milyar.

Menghadapi hari raya, Jatim juga terus memantau kebutuhan dan harga bahan pokok di pasar-pasar tradisional dengan menggunakan aplikasi. Aplikasi yang dimaksud yakni Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Barang Pokok (Siskaperbapo). Sistem ini memiliki 188 inputer yang terdiri dari 116 petugas pasar, 38 petugas kab/kota, 34 petugas sentra produksi, pasar sub agro, barang penting dan swalayan.

Jatim juga memiliki gerai stabilisasi harga bahan kebutuhan pokok. Gerai terdiri dari gerai pangan permanen sebanyak 6.148 gerai. Yakni terdiri dari kios pangan operasi pasar Jatim, toko tani Indonesia, aplikasi e-warung, serta rumah pangan kita. Ada juga gerai pangan situasional yang terdiri dari operasi pasar bantuan subsidi, operasi pasar mandiri dan toko swalayan.

Kami minta bupati/walikota mengecek betul ke gerai-gerai ini untuk stok bahan pokok dan harganya, jangan sampai ada panic buying menjelang hari raya, kata orang nomor satu di Jatim ini.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Perdagangan RI Eggartiasto Lukita mengatakan, seluruh pedagang pasar tradisional harus menjual bahan pokok tidak boleh melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET). Di Jawa, Lampung, dan Sumatera Selatan, HET untuk beras medium seharga Rp. 9.450 per kilogram, dan lberas premium Rp. 12.800 per kilogram.

Sedangkan untuk gula pasir HET Rp. 12.500 per kilogram, daging beku Rp. 80.000 per kilogram, minyak goreng kemasan sederhana Rp. 11.000 per liter dan minyak goreng curah seharga Rp. 10.500 per liter.

Bila sudah ada stok beras di daerah masing-masing maka Bulog standby. Bila ada kekurangan maka BULOG siap untuk menyalurkan. Saat ini ketersediaan beras melimpah jadi tidak ada kekhawatiran kekurangan stok, kata dia.

Selain beras, lanjutnya, stok komoditi lain seperti telur dan daging ayam juga aman. Malah harga cenderung turun. Maka dari itu ia memastikan menjelang bulan Ramadhan ini  harga kebutuhan pokok terkendali dan tidak ada permasalahan.

"Stok bahan pokok di Jatim sangat tersedia dan berlebih. Sehingga dapat menyuplai beberapa daerah yang masih kekurangan," ujar dia.

Terkait usulan Gubernur Jatim soal dryer, Mendag berjanji segera menindaklanjuti dan memproses. Ia juga meminta Pakde  Karwo membuat surat kepada Menko Perekonomian termasuk soal pemberian kredit dengan skema bunga KUR kepada Gapoktan.

Akan segera kami tindaklanjuti dan nanti juga melibatkan Bank Indonesia dan OJK, kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement