Kamis 19 Apr 2018 10:04 WIB

Pernyataan Satire Amien Rais dan Dikotomi Partai Politik

Pernyataan Amien soal Partai Allah dan Partai Setan menimbulkan polemik.

Amien Rais
Foto:
Dewan Penasehat Persaudaraan Alumni 212 Amien Rais

Wakil Sekretaris Jenderal DPP PAN Saleh Partaonan Daulay mengatakan partainya merasa pernyataan Amien tidak perlu ditanggapi terlalu serius. Sebab, banyak tausyiah agama dari tokoh Islam lain yang juga tidak ditanggapi terlalu serius seperti ini.

Dia menilai, pernyataan Amien tidak perlu diperdebatkan, apalagi disilangsengketakan lantaran disampaikan dalam konteks memberikan tausyiah ke agamaan. Dalam penjelasan sebagai seorang Muslim, Amien menjelaskan masalah keagamaan dalam bingkai Islam yang bersumber dari Alquran dan sunah.

Dia menegaskan, tidak ada niat bagi Amien menebarkan kebencian dalam ceramah tersebut. Karena itu, Saleh menyayangkan jika pernyataan tersebut dipersoalkan dan kemudian disengketakan ke penegak hukum.

Kalau setiap orang yang ceramah dilaporkan, kasihan poldanya.Padahal, banyak tindakan lain yang jauh lebih merugikan masyarakat yang semestinya mereka prioritaskan untuk diselesaikan," kata dia.

Anggota Dewan Kehormatan PAN Dradjad Wibowo mengatakan, hal yang disampaikan Amien Rais itu adalah dalam konteks tauhid Islam sesuai Alquran. Pernyataan Amien Rais soal partai setan bukanlah dalam konteks parpol.

Dia menjelaskan, rujukan Amien Rais adalah kata hizballaahdari Surah al-Maidah ayat 56. Alquran terjemahan Kementerian Agama mengartikannya sebagai pengikut (agama) Allah. Kata hizbini bisa diartikan sebagai golongan, kelompok, grup, atau partai. Alquran surah al-Maidah ayat 56 menegaskan hizballaahitu adalah orang-orang yang menang.

Lawannya adalah hizbasy-syaithan, ada di surah al-Mujadilah ayat 19.Dalam Alquran terjemahan Kemen- terian Agama, hizbasy-syaithanini diartikan sebagai golongan setan.Merekalah yang merugi.

Karena itu, dengan segala kerendah an hati, dia mengajak semua pihak me lihat hal kasus ini dari kacamata tauhid Islam.Bukan kacamata partai politik.Sehingga, tidak perlu terjadi kontroversi terkait hal ini, kata Dradjad.

Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno, mengakui, di tengah kehidupan politik Indonesia yang dinamis, wajar jika ucapan Amien memicu polemik. Karena itu, Adie menganjurkan Amien segera memberi penjelasan dasar utama ucapannya itu.

"Mestinya dari awal beliau jelaskan tentang terminologi Islam terlebih dahulu," ujar direktur eksekutif Parameter Politik Indonesia tersebut, Selasa.

Menurut Adi, mungkin saja niatan Amien baik, yakni untuk memberi penjelasan terminologi Islam lama. Hanya, karena cara berkomunikasi yang tidak tepat, dia tentu harus menerima risikonya.

Praktisi hukum pidana Kapitra Ampera mengungkapkan pernyataan Amien dapat dianggap sebagai ungkapan satire. Jenis ungkapan seperti ini sulit untuk diadili karena di dalamnya tidak menyebut objek secara langsung.

"Karena itu, kalau itu pidana, saya belum temukan. Karena dia tidak menyebut objek langsung, bahasa satire. Satire ini kan sulit diadili," kata dia, Selasa.

Kapitra juga menilai pernyataan Amien sulit dipidana karena diucapkan secara general. Kecuali bila menyebut partai tertentu sebagai partai setan.

Sementara, mantan komisioner Komisi Kejaksaan Kaspudin Nor menuturkan, pernyataan Amien tergolong sebagai ungkapan yang bersifat retorika. Pernyataan tersebut disampaikan agar orang-orang itu sadar dan bersikap kritis memilih pemimpin yang diajukan partai politik.

"Jadi, mestinya partai-partai tidak perlu membuat reaksi, introspeksi demi suasana yang kondusif," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement