REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Hanafi Rais menyatakan, kesiapan Zulkifli Hasan untuk maju dalam kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 didasarkan pada rapat kerja nasional (Rakernas) PAN 2017 lalu di Bandung, Jawa Barat. Namun hal itu bisa berubah tergantung Rakernas tahun 2018.
"Memang sudah keputusan partai dari setahun lalu dalam forum rakernas. Tapi karena syarat 20 persen Pilpres, maka PAN melakukan komunikasi politik dengan partai-partai lain dalam membentuk koalisi pencalonan," kata dia kepada Republika.co.id, Rabu (18/4).
Namun, untuk sementara ini, yang menjadi acuan bagi PAN adalah hasil rakernas pada 2017 karena Rakernas tahun ini belum digelar. Meski begitu, bukan mustahil Rakernas pada tahun ini akan memberikan hasil berbeda.
"Tergantung aspirasi peserta Rakernas berikutnya," ujarnya.
Sebelumnya, Zulkifli menyatakan dirinya siap maju sebagai capres pada Pilpres 2019. Ia mengaku pernyataan kesiapannya itu atas perintah partainya. "Saya siap maju di Pilpres 2019," katanya seusai melakukan pertemuan dengan kader PAN Sampang, Madura, Jawa Timur di Gedung Balai Pertemuan Umum (BPU), Selasa kemarin.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Citra Komunikasi LSI Denny JA Toto Izul Fatah menilai, wajar bila sebuah partai mengusung ketumnya sebagai capres atau cawapres. Tapi untuk saat ini, ketum partai yang paling mungkin untuk menjadi capres hanya Prabowo Subianto selaku ketum Partai Gerindra.
"Pak Zulkifli Hasan didorong bahkan diberi mandat oleh partai untuk maju sebagai capres itu hal wajar saja, tapi bicara peluang itu hal lain. Pak Zul ini belum termasuk figur yang diperhitungkan sebagai cawapres apalagi capres," paparnya.
(Baca: Ketum PAN: Butuh Keajaiban Wujudkan Poros Ketiga di Pilpres)