Selasa 17 Apr 2018 15:02 WIB

HNW: Prabowo Bisa Saja tak Maju Jadi Capres

HNW menyontohkan saat Pilkada DKI semua kemungkinan bisa saja terjadi

Rep: Febrianto Adi Susanto/ Red: Bilal Ramadhan
Hidayat Nurwahid
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Hidayat Nurwahid

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid (HNW) menganggap Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto belum tentu maju dalam kontestasi pemilihan presiden 2019. Menurutnya, sampai saat ini baik Prabowo maupun Joko Widodo belum pada posisi mencalonkan diri sebagai calon presiden (capres).

"Sampai hari ini KPU bahkan belum membuka pendaftaran capres. Jadi karenanya bila kemudian Prabowo belum nyatakan bahwa beliau siap maju sebagai calon presiden, ya wajar saja," kata Hidayat di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (17/4).

Hidayat pun kemudian mempertanyakan langkah lanjut yang dilakukan capres jika kemudian ada calon kandidat presiden yang mendeklarasikan diri sekarang. Sedangkan pendaftaran calon presiden baru dibuka 4 Agustus 2018 mendatang.

Sementara itu terkait hasil rapat koordinasi nasional (rakornas) Partai Gerindra yang memberi mandat kepada Prabowo untuk maju sebagai capres dari Partai Gerindra, Hidayat menghormati hasil tersebut. Namun ia mengingatkan bahwa Partai Gerindra tidak bisa maju sendiri, dikarenakan perolehan suara Partai Gerindra yang kurang dari 20 persen ambang batas pencalonan presiden sehingga masih ada kemungkinan kesepakatan lain di antara partai koalisi.

"Bahwa sudah menerima mandat iya, tapi apakah mandat itu akan beliau pakai sendiri. Atau kemudian karena perkembangan politik beliau nanti mempunyai ijtihad yang baru, kemudian menyerahkan mandat itu kepada yang lain. Itu bagian yang tetap saja mungkin terjadi dalam politik," katanya.

Ia menambahkan, dinamika seperti itu bisa saja terjadi. Terbukti di Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu strategi semacam itu pernah dilakukan bagaimana awalnya Sandiaga Uno dipasangkan dengan calon dari internal PKS. Namun PKS legowo untuk memasangkan Anies dan Sandi sehingga memperoleh kemenangan.

"Itu peristiwa politik yang bisa terulang tapi bisa juga tidak terulang, tergantung dari bagaimana perkembangan politik menuju pendaftaran pilpres 2019," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement