Selasa 17 Apr 2018 12:30 WIB

Tafsir Alquran yang Dianggap Mendikotomi Partai Allah-Setan

Istilah 'hizballaah' dan 'hizbasy-syaithoon' memang ada dalam Alquran.

Amien Rais
Amien Rais

                                                          *****

Adanya pernyataan Amien Rais kemudian menuai pro dan kontra terkait adanya dua partai, yaitu partai Allah (hizb Allah) dan partai setan (hizb syaithan) yang ada dalam Alquran. Hal ini pun mendapat tanggapan dari Wakil Ketua Umum MUI Pusat Zainut Tauhid.

Zainut menjelaskan di dalam Alquran surat Al-Mujadilah ayat 19-22 itu menerangkan adanya dua golongan manusia, yaitu golongan setan (hizb as-syaithan) dan golongan Allah (hizb Allah). Menurut dia, golongan setan itu disebutkan sebagai golongan orang yang selalu berdusta, lupa mengingat Allah, dan suka menentang ajaran Allah dan Rasul-Nya. Orang yang masuk dalam kategori itu disebut golongan orang yang merugi.

Sementara, golongan Allah itu disebut sebagai orang yang beriman kepada Allah dan hari kiamat, yaitu orang-orang yang menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang dari Allah. Orang yang masuk dalam kategori itu disebut golongan orang yang beruntung.

photo
Istilah 'Hizbullah' sudah sejak dahulu dipergunakan, yakni sejak kemerdekaan Indonesia. Bahkan cikal bakal TNI itu juga sebagian berasal dari laykar pejuang kaum Muslim Indonesia yang akrab dengan nama 'Hizbullah'. Gambar ini menjelaskan ketika para pejuang Hizbullah berparade dalam masa perang perjuangan kemerdekaan.

Dari penjelasan itu, Zainut menegaskan dalam konteks ayat di atas terlepas dari konteks politik seperti apa yang disampaikan Amien Rais. "Konteks ayat tersebut di atas lebih pada makna transendental, yaitu tentang akidah, keyakinan, atau keimanan kepada Allah SWT bukan dalam konteks politik," ujar Zainut dalam keterangan tertulisnya, Senin (16/4).

Karena itu, menurut dia, tidak tepat jika ada pihak yang mengaitkan ayat tersebut di atas dengan konteks politik kepartaian di Indonesia. Namun, Zainut mengungkapkan dirinya tetap berprasangka baik terhadap Amien Rais.

"Saya berprasangka baik Pak Amien Rais tidak bermaksud mengaitkan ayat tersebut dengan kondisi partai-partai di Indonesia," ucapnya.

photo
KH Subkhi dari Parakan, Temanggung. Beliau adalah pendiri lasykar Hizbullah yang legendaris. Kiai Subkhi adalah salah satu penasihat Penglima Besar Jendral Sudirman. Pesantrennya pada perang kemerdekaan terkenal dengan sebutan: Pesantren Bambu Runcing.

Sementara itu, pada kesempatan terpisah, Anggota Dewan Kehormatan PAN Dradjad Wibowo mengatakan hal yang disampaikan Amien Rais itu adalah dalam konteks tauhid Islam sesuai Alquran. Pernyataan Amien Rais soal partai setan bukanlah dalam konteks parpol.

Dijelaskannya, rujukan Amien Rais adalah kata ‘hizballaah’ dari Al Maidah ayat 56. Alquran terjemahan Kementerian Agama mengartikannya sebagai “pengikut (agama) Allah”. Kata “hizb” ini bisa diartikan sebagai golongan, kelompok, grup atau partai.

"Namun kata partai ini tidak otomatis berarti partai politik. Al Maidah 56 juga menegaskan bahwa ‘hizballaah’ itu adalah orang-orang yang menang,” kata Dradjad, dalam siaran persnya, Ahad (14/4).

Lawannya, kata Dradjad adalah ‘hizbasy-syaithoon’, ada di surat Al Mujaadilah ayat 19. Dalam Alquran terjemahan Kementerian Agama, hizbasy-syaithoon ini diartikan sebagai “golongan setan”. Merekalah yang merugi. "Apa ciri-ciri keduanya? Silakan baca sendiri Al Maidah 55-56 dan Al Mujaadilah 19,” ungkap Dradjad.

Amien Rais, lanjut Dradjad, sama sekali tidak membagi parpol menjadi Partai Allah vs Partai Setan. Tidak ada kata-kata parpol dalam ucapan Amien Rais. "Beliau menyebut partai, itu artinya kelompok atau golongan. Lebih besar dan lebih luas dari sekadar partai politik,” kata politikus senior PAN ini.

Sebagai bukti, Dradjad meminta agar melihat kutipan pernyataan Amien Rais, yaitu: “bukan hanya PAN, PKS dan Gerindra, tapi kelompok yang membela agama Allah”.

Termasuk kutipan berikut: “Orang-orang yang anti-Tuhan, itu otomatis bergabung dalam partai besar, itu partai setan. Ketahuilah partai setan itu mesti dihuni oleh orang-orang yang rugi, rugi dunia rugi akhiratnya... Tapi di tempat lain, orang yang beriman bergabung di sebuah partai besar namanya hizbullah, Partai Allah. Partai yang memenangkan perjuangan dan memetik kejayaan.”

Jadi, kata Dradjad, jelas bahwa yang dimaksud Amien Rais dengan kata “partai” itu adalah “kelompok” atau “golongan/pengikut”, bukan partai politik. Hal ini juga berlaku untuk istilah “partai besar”.

"Karena itu, dengan segala kerendahan hati, izinkan saya mengajak kita semua melihat hal ini dari kacamata tauhid Islam. Bukan kacamata partai politik. Sehingga, tidak perlu terjadi kontroversi terkait hal ini,” papar Dradjad.

*Muhammad Subarkah, Jurnalis Republika.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement