REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan mantan Panglima TNI Jenderal TNI (Pur) Gatot Nurmantyo duduk berdampingan saat perayaan HUT Ke-66 Komando Pasukan Khusus (Kopassus) di Balai Komando Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Senin (16/4). Perayaan HUT Korps Baret Merah kali ini digelar secara tertutup tanpa adanya atraksi-atraksi dari pasukan elit TNI Angkatan Darat itu seperti tahun-tahun sebelumnya.
Berdasarkan foto soal situasi perayaan korps baret merah tersebut yang viral di media sosial (medsos), tampak mantan Danjen Kopassus Letjen (Pur) Prabowo Subianto yang berdampingan dengan Gatot Nurmantyo. Hal itu terungkap dari foto yang diunggah akun Twitter mantan Kepala Staf Umum TNI Letjen (Purn) Johannes Suryo Prabowo.
Dirgahayu KOPASSUS
berani-benar-berhasil pic.twitter.com/MqAI0wZASe
— J.S. Prabowo (@marierteman) April 16, 2018
Sementara itu, salah satu pejabat Penerangan Kopassus Letkol Inf Achmad Munir ketika dikonfirmasi enggan menanggapi foto yang viral di media sosial itu. Ia menyatakan, bagian penerangan Kopassus tidak mengeluarkan rilis soal perayaan HUT Ke-66 Kopassus yang di gelar Balai Komando Kopassus, di Cijantung.
"Yang mengeluarkan rilis adalah Pusat Penerangan (Puspen) TNI karena Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto hadir dalam perayaan HUT tersebut," katanya.
Sebelumnya, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menegaskan prajurit Kopassus harus mampu berinovasi dan beradaptasi dalam menghadapi berbagai perkembangan zaman. "Prajurit Kopassus harus menjadi pelopor dan berada di ujung terdepan dalam hal inovasi-inovasi terkait operasi khusus di tubuh TNI," kata Panglima TNI dalam sambutannya pada acara Syukuran HUT ke-66 Kopassus.
Panglima TNI mengungkapkan bahwa 66 tahun yang lalu, Kopassus lahir dari sebuah tekad dan pemikiran seorang Slamet Riyadi, pemuda berusia 23 tahun dengan analisa kritisnya telah mampu memikirkan arti penting dimilikinya suatu satuan kecil berkemampuan khusus.
"Saat ini, mungkin kita tidak terlalu menganggap hal tersebut sebagai sesuatu yang luar biasa. Namun demikian, jika dikaitkan dengan konteks yang terjadi saat itu, maka pemikiran Slamet Riyadi pada hakekatnya merupakan lompatan inovatif di zamannya," ujarnya.