REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Riset lembaga survei Media Survei Nasional (Median) Sudarto mengingatkan, berbagai serangan politik yang dilancarkan kubu penantang Joko Widodo (Jokowi), tanpa didukung data dan dasar yang kuat, jusrtu bisa menurunkan elektabilitas Prabowo. Hal ini terlihat dari hasil survei Median terbaru yang dilakukan per 24 Maret hingga 6 April 2018.
Dalam hasil survei tersebut, dipaparkan bahwa Prabowo mengalami penurunan suara cukup signifikan dari survei sebelumnya pada Februari di angka 21 persen, kini tinggal 20 persen pada April 2018. Begitu juga elektabilitas partai PAN ikut berpengaruh dengan pernyataan yang dikeluarkan oleh tokoh reformasi Amien Rais. Dalam survei terakhir Median, PAN justru menduduki peringkat 10 dengan elektabilitas hanya 2 persen.
"Sedikit banyak pernyataan tersebut berpengaruh pada penurunan elektabilitas Prabowo," kata Sudarto dalam pernyataannya kepada wartawan, Senin (16/4).
Menurut dia, dalam beberapa pekan sebelumnya ada perubahan pembawaan Prabowo yang belakangan terkesan temperamen berapi-api dan melontarkan pernyataan yang kontroversial. Di antaranya soal Indonesia bubar 2030 dan pernyataan politik yang tanpa didasari data.
"Pernyataan ini telah membuat elektabilitas Prabowo turun," ujar Sudarto. Meskipun demikian, survei terakhir Median ini belum melihat efek setelah Gerindra memberikan mandat pencapresan Prabowo dalam rakornas terakhir. Namun, terbukti ada efek negatif dari pernyataan politik dan perubahan temperamen Prabowo tersebut.
Hal yang sama terjadi dengan PAN ketika tokoh pendiri PAN, Amien Rais, melemparkan pernyataan serangan politik ke Jokowi tanpa didasari data. "Pernyataan Amien Rais sangat berpengaruh pada elektabilitas, baik partai PAN, termasuk capres yang didukung oleh Amien Rais," ujarnya.
Dia mengakui, pernyataan politik Prabowo dan Amien Rais masih tetap sangat berpengaruh di antara kelompok masyarakat pendukung gerakan 212. Sebab, Prabowo dan Amien Rais dianggap tokoh penting gerakan ini.
"Perpecahan antara dua kubu politik pendukung gerakan 212 dan bukan pendukung gerakan 212 sudah sangat kuat. Perlu kehati-hatian jelang 2019," ucapnya.