Senin 16 Apr 2018 11:55 WIB

Sampah Taman Nasional Komodo Diklaim Mulai Terkendali

Pada awal Ferbuari 2018 sampah masih menjadi masalah.

Kunjungan Wisatawan TNK. Beberapa perahu wisata sandar di dermaga Taman Nasional Komodo (TNK), Manggarai Barat, NTT.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Kunjungan Wisatawan TNK. Beberapa perahu wisata sandar di dermaga Taman Nasional Komodo (TNK), Manggarai Barat, NTT.

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Kepala Balai Taman Nasional Komodo Budi Kurniawan mengklaim masalah sampah di kawasan wisata Pulau Komodo sudah mulai terkendali. Itu berkat dukungan berbagai skema penanganan yang diterapkan.

"Pada awal Februari 2018 memang sampah masih bermasalah, namun dengan berbagai skema penanganan yang kami lakukan sekarang sudah mulai terkendali," kata Budi Kurniawan saat dihubungi dari Kupang, Senin (16/4).

Menurutnya, sampah-sampah yang sebelumnya banyak mengotori sejumlah desa di dalam kawasan wisata Taman NasionalKomodo seperti Papa Garang, Rinca, Komodo secara bertahap sudah tertangani.

"Ini juga berkat dukungan pembentukan kelompok masyarakat peduli sampah yang secara psikologis membuat masyarakat juga berperan aktif menangani sampah," katanya.

Budi menjelaskan beberapa skema yang diterapkan dalam penanganan sampah di kawasan wisata yang terkenal sebagai habitat satwa purba Komodo (varanus komodoensis) ini di antaranya membentuk kelompok masyarakat peduli sampah.

Kelompok ini, lanjutnya, melibatkan masyarakat di desa-desa dalam kawasan wisata Komodo yang bekerja mengumpulkan sampah secara terjadwal selama tiga hingga empat hari dalam seminggu di setiap bulannya.

"Rata-rata sampah terkumpul puluhan karung ukuran 100 kilogram, kemudian dipilah-pilah antara sampah organik-anorganik lalu diangkut ke Labuan Bajo," katanya.

Di Labuan Bajo ibu kota Kabupaten Manggarai Barat, lanjutnya, sampah organik didaur ulang bekerjasama dengan Koperasi Serba Usaha (KSU) Komodo dan sisanya (anorganik) dibuang ke tempat pembuangan akhir.

Selain itu, lanjutnya, skema penanganan sampah juga dilakukan bersama mitra-mitra terkait untuk gerakan penanganan setiap tiga bulan sekali."Gerakan secara masif ini melibatkan peran serta masyarakat, pelaku wisata dan instansi terkait termasuk anak-anak sekolah," katanya.

Ia mengatakan, penanganan sampah juga dibantu Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui gerakan bersama penanganan sampah setiap bulan.

Semua mitra, katanya, sudah saling bersinergi untuk menangani masalah sampah di kawasan wisata Komodo yang merupakan salah satu dari 10 destinasi unggulan secara nasional itu.

Budi memastikan berbagai gerakan penanganan sampah ini akan terus dilakukan hingga persoalan sampah di kawasan wisata itu yang sering dikeluhkan berbagai pihak dapat teratasi.

"Gerakan ini akan terus berlanjut sampai dipastikan bahwa sampah-sampah tidak lagi menjadi persoalan utama di destinasi wisata Komodo ini," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement