Jumat 13 Apr 2018 18:05 WIB

UGM Lepas Liarkan Ribuan Ikan Sidat

Pelepasliaran dikakukan di sejumlah sungai di DIY.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yudha Manggala P Putra
Anak-anak bersama pengurus desa melepas liarkan bibit sidat (ordo Anguilliformes) di aliran Opak Dusun Puton, Jetis, Bantul, DI Yogyakarta, Rabu (12/4).
Foto: Republika/Nico Kurnia jati
Anak-anak bersama pengurus desa melepas liarkan bibit sidat (ordo Anguilliformes) di aliran Opak Dusun Puton, Jetis, Bantul, DI Yogyakarta, Rabu (12/4).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Departemen Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) melepasliarkan ribuan ekor ikan sidat (Anguilla Sp). Pelepasliaran dilaksanakan di sejumlah sungai di DIY.

"Sebanyak 160 kilogram sidat muda dengan ukuran rata-rata 20 gram per ekor kita lepasliarkan di sungai-sungai DIY," kata Dosen Departemen Perikanan UGM, Sukardi, Kamis (12/4).

Ia mengatakan, pelepasliaran ikan sidat atau yang dikenal dengan nama pelus oleh masyarakat Jawa ini merupakan upaya menjaga dan pengkayaan populasi. Sebab, keberadaan ikan ini makin sulit ditemukan di alam karena populasinya menurun.

Penurunan populasi ikan sidat ini disebabkan oleh berbagai faktor. Mulai dari penangkapan yang semakin intensif, penurunan kualitas habitat tempat hidup, hingga banyaknya bendungan atau bangunan melintang sungai yang merupakan jalur migrasi.

Sidat merupakan salah satu jenis ikan katadromus yang hidup di dua perairan. Saat usia muda sampai dewasa hidup di sungai, dan saat berkembang biak sidat turun ke laut karena larvanya hidup di air asin.

"Sampai saat ini ikan sidat belum dapat dikembangbiakkan, sehingga benihnya masih sangat tergantung dari alam," ujar Sukardi.

Persoalan itu mendorong Departemen Perikanan UGM bekerjasama dengan PT Iroha Sidat Indonesia melakukan pelepasliaran sidat pada 9-10 April 2018 di sejumlah sungai. Di antaranya di Kabupaten Bantl dan Kabupaten Kulonprogo.

Pelepasliaran di Kabupaten Bantul dilakukan di empat lokasi seperti Bendungan Blawng, Bendungan Puton, Bendungan Bendo dan Bendungan Tegal. Sedangkan di Kabupaten Kulonprogo, dilakukan di Sungai Progo dan Sungai Serang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement