Jumat 13 Apr 2018 16:00 WIB

Soal Saling Sindir Jokowi-Prabowo, Ini Kata Haedar

Saling sindir tersebut merupakan sebuah dialektika dan retorika politik.

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Agus Yulianto
Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah, Haedar Nasir, menanggapi saling sindir antars Presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto akhir-akhir ini. Menurut Haedar, sindir-menyindir merupakan bumbu-bumbu demokrasi.

Haedar mengatakan, saling sindir tersebut merupakan sebuah dialektika dan retorika politik. Namun, Haedar meyakini, keduanya mempunyai pikiran, jiwa, serta sikap seorang negarawan.

"Rakyat jangan terlalu sensitif pada hal-hal sifatnya dialektika dan dialog retorika politik," ujar Haedar setelah Halaqah Kebangsaan di Gedung Pusat Dakwah, Jakarta, kemarin.

Pasalnya, Haedar menegaskan, dialektika dan retorika politik merupakan bumbu dalam dunia demokrasi. Meskipun demikian, Haedar mengingatkan agar proses dialektika tersebut tetap pada jalur yang benar.

Haedar meyakini, Jokowi maupun Prabowo merupakan tokoh yang mampu memberikan suasanan positif, kondusif, dan produktif dalam kehidupan demokrasi. Walaupun selama ini antarkeduanya sering kali saling mengkritik.

"Hal paling penting bagaimana tetap berkonsentrasi dalam suasana yang saling menunjukkan kenegarawanan," kata Haedar.

Terkait sikap Muhammadiyah pada pilkada serentak 2018 dan pilpres 2019, kata Haedar, Muhammadiyah tidak akan masuk ke ranah dukung-mendukung. Muhammadiyah akan tetap berperan sebagai organisasi kemasyarakatan.

Dalam halaqah tersebut, Haedar menyebut, para pimpinan partai bersepakat memperbaiki sistem demokrasi. Bahkan, mereka juga bertekad menghilangkan biaya politik yang tinggi.

Pada saat yang sama, mereka juga ingin mendapatkan kepercayaan masyarakat agar menjadikan partai politik sebagai sarana agregasi kepentingan dan suara rakyat.

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement