Kamis 12 Apr 2018 17:00 WIB

Aher Pamitan, Ini Kata-Kata Terakhir di Rapat Musrenbang

Aher ungkapkan keberhasilan Jabar yang turunkan angka kemiskinan jadi 7,83 persen.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Teguh Firmansyah
Gubernur jawa barat Ahmad Heryawan
Foto: Republika/Edi Yusuf
Gubernur jawa barat Ahmad Heryawan

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan, berpamitan kepada semua pemerintah kabupaten/kota yang hadir di acara Pembukaan Musrenbang Provinsi Jawa Barat Tahun 2018 di Hotel Intercontinental Bandung, Kamis (12/4).

 

Menurut Ahmad Heryawan, Musrenbang kali ini merupakan yang terakhir bagi dirinya. "Saya pamitan. Ini terakhir saya memimpin Musrenbang. Alhamdulillah, saya mengakhri jabatan dengan bangga, bukan menangis karena terkait masalah," ujar Ahmad Heryawan yang akrab disapa Aher.

Aher mengatakan, ia bersyukur dengan kerja kerasnya maka kemiskinan di Jabar jadi terus turun. Walaupun masih ada masyarakat miskin, dibandingkan tahun 200,8 jumlah masyarakat miskin turun dari 15 persen menjadi 7,83 persen.

 

Baca juga, Tak Lama Lagi Aher Sandang Gelar Doktor.

 

"Artinya, separuhnya kemiskinan sudah diselesaikan. Memang harus fokus ke kabupaten tertentu di Indramayu, Cirebon, Cianjur, dan Kuningan, seperti yang diungkapkan Bappenas yang masih jadi kantong kemiskinan," katanya.

Menurut Aher, pada akhir masa jabatannya akhirnya, Provinsi Jabar mendapatkan penghargaan tertinggi untuk kepala daerah yang langsung diberikan oleh presiden. Sebelumnya, penghargaan tersebut diberikan pada Jatim.

Namun, kata dia, sekarang Jabar memperoleh penghargaan tertinggi tersebut karena pelaksanaan pembangunannya mendapatkan nilai tertinggi selama tiga tahun berturut-turut.

"Alhamdulillah saya bersyukur dapat hadiah tertinggi dari presiden berupa penghargaan pembangunan. Ini kado meniggalkan Gedung Sate, kado gak ngantor di Gedung Sate," kata Aher seraya mengatakan, dari sekarang pun ia sudah mulai membereskan buku-buku yang sulit kalau dipindahkannya mendadak.

Terkait penggunaan anggaran tahun ini, menurut Aher, ia masih memfokuskan pada pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. Namun, fokus tajam ke kualitas sumber daya manusia dan kemandirian perekonomian pangan-nonpangan.

"Penghematan devisa bisa pun harus dilakukan kalau kita perkecil impor, perbesar ekspor. Guncangan perekonomian gak terjadi kalau pertumbuhan dan kemandirian nasional tinggi," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement