Rabu 11 Apr 2018 17:27 WIB

Nasir Djamil Harap Elektabilitas Prabowo Terus Melonjak

Kader PKS harus siap jika ditunjuk jadi cawapres mendampingi Prabowo

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Bilal Ramadhan
Anggota Komisi III DPR-RI, Nasir Djamil
Foto: Republika/Singgih Wiryono
Anggota Komisi III DPR-RI, Nasir Djamil

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Nasir Djamil berharap elektabilitas Prabowo terus melonjak setelah Partai Gerindra resmi menyatakan akan mencalonkan Ketua Umum Prabowo Subianto sebagai calon presiden 2019. Menurutnya, kabar majunya Prabowo sebagai capres memang ditunggu-tunggu sejumlah pihak, termasuk PKS sebagai mitra koalisi Gerindra.

Sebab selama ini, informasi beredar Prabowo tak akan maju capres melainkan sebagai 'King Maker'. Tetapi ternyata hari ini Prabowo mendeklarasikan maju sebagai capres Republik Indonesia untuk tahun 2019.

"Saya pikir memang, ini kerja keras Gerindra dan PKS. Tentu saja ekspektasi dari Gerindra dan PKS itu diharapkan bisa meningkatkan elektabilitas Prabowo," ujar Nasir di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (11/4).

Nasir mengakui, elektabilitas Prabowo cenderung stagnan seperti ditunjukan sejumlah survei. Namun ia meyakini, elektabilitas bisa berubah seiring dengan pergerakan Prabowo.

"Bisa jadi karena beliau belum bergerak dan belum melakukan semacam kunjungan ke daerah dibandingkan Pak Presiden Jokowi yang selalu berkunjung ke daerah-daerah," ujar Nasir.

Menurutnya, perubahan akan diketahui dengan tolak ukur hasil Pilkada serentak di tiga daerah besar yakni Jawa Tengah, Jawa Barat dan Jawa Timur. "Tentu liat hasilnya nanti. saya pikir tiga Pilkada Jawa barat, Jawa timur dan Jawa tengah menurut saya itu sangat menentukan juga seperti apa Prabowo, seperti apa presiden Jokowi seperti apa," ujar Anggota Komisi III DPR itu.

Nasir menambahkan, dengan sudah ada pernyataan dari Gerindra juga, PKS akan mengerucutkan 9 kandidat yang dipersiapkan PKS menjadi cawapres untuk Prabowo. Kandidat yang akan terpilih kata Anggota DPR daerah pemilihan Aceh itu, akan terlebih dahulu disurvei untuk mengetahui kandidat dengan elektabilitas paling tinggi dan kapabilitas.

"Karena kita juga ingin agar kalau pun nanti PKS menyodorkan calon wakil presiden terhadap Prabowo itu harus siap semuanya. Ya siap elektabilitas, ya siap kemampuan bagaimana mempengaruhi masyarakat di lapangan dan juga menyiapkan logistik karena kita tahu Pilpres itu tidak free," ujar Nasir.

Partai Gerindra resmi mencalonkan Ketua Umum Prabowo Subianto sebagai calon presiden (capres) 2019. Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan, pencalonan Prabowo sebagai capres tersebut dilakukan setelah melalui proses panjang dengan menyerap aspirasi rakyat dari berbagai daerah.

"Atas dasar aspirasi tersebut, Partai Gerindra secara resmi mencalonkan Prabowo Subianto sebagai calon presiden dan sekaligus memberikan mandat penuh untuk membangun koalisi dan memilih calon wakil presiden," kata Muzani dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Rabu (11/4).

Sebelumnya, Prabowo menyatakan siap maju sebagai capres jika diberi mandat oleh seluruh kader Partai Gerindra. "Dengan segala tenaga saya, dengan segala jiwa dan raga saya, seandainya Partai Gerindra memerintahkan saya untuk maju dalam pemilihan presiden yang akan datang, saya siap melaksanakan tugas tersebut," kata Prabowo dalam pidato pembukaannya dalam rapat koordinasi nasional (Rakornas) di kediaman Prabowo, Padepokan Garudayaksa, Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Rabu (11/4).

Dalam pidato tersebut, Prabowo juga menepis kabar yang mengatakan dirinya ragu dan pesimitis maju pada pilpres 2019. Ia menegaskan, dirinya adalah pemegang mandat.

"Saya adalah pemegang mandat. Saya adalah pejuang Partai Gerindra selama saya diberi kekuatan oleh Yang Mahakuasa. Saya masih bisa berjuang dan selama saya dipercaya oleh Partai Gerindra kepada saya, akan saya jalankan," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement