Rabu 11 Apr 2018 15:05 WIB

Ke Rakornas Gerindra, Zulkifli: PAN Belum Putuskan Koalisi

Salah satu alasan PAN belum memutuskan berkoalisi karena masih terlalu dini.

Rep: Ali Mansur/ Red: Ratna Puspita
Zulkifli Hasan.
Foto: Republika/Prayogi
Zulkifli Hasan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan menghadiri Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Partai Gerindra di Hambalang, Jawa Barat, Rabu (11/4). Kendati demikian, dia menegaskan partainya belum memutuskan koalisi untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. 

Zulkifli mengatakan salah satu alasan PAN belum memutuskan berkoalisi karena masih terlalu dini. Zulkifli mengatakan, semua hal memiliki momentum dan tidak dipaksakan.

Dia menyatakan kemungkinan pertemuan dengan partai politik lain akan intens pada Mei mendatang. "Kelihatan sebelum puasa apalagi bulan Ramadhan itu akan Intens pertemuannya. Matahari terbenam ada jamnya kan. Saya siap apapun perintah partai saya," kata dia dalam keterangan resmi yang diterima Republika, Rabu. 

Zulkifli mengakui dia sudah bertemu dengan petinggi beberapa partai politik (parpol). Di antaranya bertemu dengan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar. 

Kemudian yang terbaru, dia bertemu dengan Partai Gerindra saat menghadiri acara rakornas. "Kalau kami diundang pasti kami datang dan kami bicara,” kata dia. 

Karena itu, Zulkifli mengatakan partainya tidak menutup diri untuk berkomunikasi dengan semua partai dan semua kubu. “Kalau PDI Perjuangan ngundang, kami bicara, kalau Golkar ngundang, kami bicara, dan PKB ngundang dan kami bicara. Jadi memang belum ada satu koalisi yang lengkap. Namun, sedang dalam proses," kata ketua Majelis Permusyawatan Rakyat (MPR) RI itu.

Zulkifli menambahkan PAN terbuka untuk semua kelompok karena ingin menggagas koalisi rasional, berkualitas, dan mempersatukan yang menjalin kembali merah putih. Dia mengatakan PAN tidak ingin bangsa ini terpecah-pecah karena politik. 

“Pilpres nanti boleh beda, lain-lain boleh beda, tapi pilpres itu dimaknai sebagai kontestasi untuk berbuat yang terbaik bagi NKRI bagi persatuan dengan harapan rakyat sejahtera dapat pemimpin yang amanah," ujar Zulkifli. 

Menurutnya, kontestasi dalam era demokrasi, baik pemilihan kepala daerah, pemilihan legislatif, maupun pilpres, merupakan proses biasa. Semua pemilihan tersebut digelar setiap lima tahun sekali. 

Dia juga mengatakan kontestasi dalam politik bukan seperti menghadapi musuh dari negara lain. “Jadi bukan seperti menghadapi Belanda, tetapi ini adalah kontestasi antar kawan. Oleh karena itu, dalam bertarung harus saling menghormati, menghargai, serta beradu program satu dengan yang lain.”

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement