REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjadi pembawa acara dalam Tokoh Perubahan Republika untuk kedua kalinya, David Chalik melihat ada perbedaan signifikan. Berbeda dari tahun lalu yang cenderung menampilkan tokoh di bidang bisnis, penghargaan tahun ini lebih beragam.
Selain pemuka agama dan pendiri bisnis batik, ada polisi, wakil pemerintahan dan pihak swasta. David mengatakan, tema Tokoh Perubahan Republika 2017 mengangkat isu yang menarik dan representatif, yaitu pemersatuan bangsa.
"Artinya, di tengah sensitivitas tahun politik, ada tokoh-tokoh yang memperjuangkan kebinekaan tunggal ika," ujarnya usai acara malam penganugerahan Tokoh Perubahan Republika 2017 di Djakarta Theater XXI, Jakarta, Rabu (10/4) malam.
David mengapresiasi isu yang diangkat ini. Sebab, saat ini, tidak jarang umat Islam maupun masyarakat secara general merasa kesakitan apabila menyatakan pendapat jika berbeda dengan orang lain.
Tokoh-tokoh perubahan terpilih diharapkan bisa merepresentasikan sosok yang menyatukan semua bahwa Islam adalah mempersatu. Untuk Tokoh Perubahan Republika mendatang, David berharap agar bisa terus menyesuaikan kebutuhan bangsa.
"Sebab, tiap tahun kita mengalami tantangan tersendiri. Tapi, intinya tetap menyatukan umat, mendorong umat untuk berbuat positif, memberi informasi bermanfaat dan peneduh umat Islam," ucapnya.
Menginjak edisi ke-13, penganugerahan Tokoh Perubahan merupakan bagian dari penghargaan Republika kepada sosok-sosok yang mampu menghadirkan perubahan. Pada tahun ini, terdapat lima tokoh yang terpilih sebagai Tokoh Perubahan 2017.
Mereka yang terpilih adalah Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Suprajarto, pendakwah Ustaz Abdul Somad, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Owner BT Batik Trusmi Group Sally Giovany dan Wakil Ketua Dewan Masjid Indonesia Komisaris Jenderal Polisi Syafruddin.