Selasa 10 Apr 2018 12:17 WIB

Aher Minta Polisi Petakan Daerah Rawan Miras Oplosan

Daerah yang belum timbul korban harus diantisipasi.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Indira Rezkisari
Keluarga membawa jenazah korban meninggal akibat keracunan minuman keras (miras) oplosan ke dalam mobil ambulans di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (9/4).
Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Keluarga membawa jenazah korban meninggal akibat keracunan minuman keras (miras) oplosan ke dalam mobil ambulans di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (9/4).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan, prihatin dengan banyaknya korban akibat minuman keras (miras) yang terus berjatuhan hingga puluhan orang. Menurut Ahmad Heryawan, ia berharap ke depan tak akan ada korban lagi.

"Saya prihatin dengan kejadian tersebut berharap tak ada korban lagi. Saya mengajak semua pihak agar menaruh perhatian pada urusan seperti ini," ujar Ahmad Heryawan yang akrab disapa Aher kepada wartawan, di Gedung Sate, Selasa (10/4).

Menurut Aher, kepolisian dan pihak terkait harus memetakan kecenderungan di daerah mana yang rawan terjadi kasus miras. Karena, sebelumnya kasus tersebut terjadi di utara. Lalu, sekarang ke Sumedang, Garut dan sekarang di Bandung. "Kasus miras ini kan sekarang di-papay (digilir, red) satu-satu," katanya.

Aher mengatakan, ke depan semua pihak terkait harus bisa melakukan pencegahan. Bila sudah ada kasusnya maka harus dilakukan lokalisir daerah rawab. "Nah daerah yang belum ada kasus harus diantispasi," katanya.

Selain itu, menurut Aher, keluarga pun harus terlibat dalam mendidik dan merawat anak-anaknya. Keluarga yang memperhatikan anaknya akan menghindari anak mencari kepuasaan sesuai dengan bayangan mereka seperti meminum miras dan lain-lain.

"Saya mengajak pimpinan sekolah untuk antisipasi ini. Tentu, di sekolah diajarkan mata pelajaran, tapi tata nilai harus diajarkan sekaligus saat mengajar di depan kelas," katanya.

Upaya lainnya, kata dia, termasuk mengantisipasi dengan meninformasikan pada muridnya terkait bahaya Napza dan miras. Masyarakat pun harus bahu membahu gotong royong bersama-sama, saling mengasihi dan mengawasi.

"Mari jadikan anak yang ada di sekitar kita sebagai anak kita. Jadi kita menemukan anak di mana saja harus kita kasihi," kata Aher seraya mengatakan, kalau semuanya disapa dan disayangi maka anak tak akan hidup dan merasa menyendiri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement