Senin 09 Apr 2018 20:01 WIB

Mensos Pertanyakan Tudingan Kampanye Bagi Sembako Jokowi

Pemberian sembako dinilai sudah dilakukan sejak awal pemerintahan Jokowi.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Nur Aini
Menteri Sosial Idrus Marham saat menghadiri acara diskusi publik di Hotel Atlet Century Park, Jumat (23/3).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Menteri Sosial Idrus Marham saat menghadiri acara diskusi publik di Hotel Atlet Century Park, Jumat (23/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Sosial Idrus Marham mempertanyakan tudingan kampanye dalam pembagian sembako yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Sukabumi. Sebab menurut dia, pemberian bantuan sembako sudah dilakukan sejak awal pemerintahan.

"Kan sudah dari awal sudah ada bantuan ini. Ya kenapa? Masa mau pemilu masa dihentikan kepentingan rakyat," kata Idrus di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Senin (9/4).

Ia menjelaskan, pemberian sembako tersebut merupakan program pemerintah yang dilakukan dengan berbagai cara, termasuk menggunakan kartu. Upaya itu, kata dia, dilakukan untuk membantu masyarakat.

"Aneh juga kalau kita bantu rakyat ada yang ngomel. Itu justru perlu dipertanyakan, mereka berjuang untuk apa. Kalau kita bantu rakyat kenapa ngomel-ngomel," ujar dia.

Idrus pun mengaku heran terhadap sejumlah kalangan yang menyoroti negatif program bantuan pemerintah untuk rakyat. "Sudah ada program semua. Masa itu mau dihentikan gara-gara ada pemilu. Mestinya lebih ditingkatin saja, dan kita kerja untuk rakyat," ucapnya.

Idrus menjamin, seluruh program bantuan kepada masyarakat memang sudah dianggarkan di kementeriannya maupun di Kemendikbud seperti program bantuan PKH, dan lainnya. "Ada anggaran di Kemensos, saya tanggung jawab," kata Idrus.

Sejumlah kalangan mempertanyakan program bagi-bagi sembako dalam kunjungan Presiden Jokowi di Sukabumi beberapa hari yang lalu. Adanya pembagian sembako tersebut diketahui setelah kupon bertuliskan 'Kupon Sembako Kunjungan Kerja Presiden RI' dengan stempel Polres Sukabumi-Polsek Pelabuhanratu beredar di media sosial.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement