Ahad 08 Apr 2018 18:42 WIB

Masyarakat Yogyakarta Dinilai Kurang Gerak

Gaya hidup tidak aktif memicu penyakit, seperti diabetes, gagal jantung dan strok.

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Ani Nursalikah
Kampanye Ayo Indonesia Bergerak di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta, Ahad (8/4).
Foto: Republika/Eric Iskandarsjah Z
Kampanye Ayo Indonesia Bergerak di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta, Ahad (8/4).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Minimnya aktivitas fisik atau kurang gerak memiliki dampak negatif bagi kesehatan. Dampak negatif dari kebiasaan yang disebut juga sebagai sedentari itu pun dapat menyebabkan beberapa penyakit serius.

Menurut Corporate Communications Advisor Fonterra Brands Indonesia Andriani Ganeswari, berdasar riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2013 oleh Kementerian Kesehatan, prevalensi tiga penyakit tidak menular utama seperti diabetes, gagal jantung dan strok di Yogyakarta menempati peringkat pertama dan kedua. "Seluruh penyakit itu salah satunya dipicu gaya hidup yang kurang aktif," ujarnya kepada Republika.co.id dalam peluncuran kampanye Ayo Indonesia Bergerak di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta, Ahad (8/4).

Berdasar data yang terjadi di Yogyakarta itulah, kampanye Ayo Indonesia Bergerak ini diluncurkan di Kota Yogyakarta. Fakta itu dinilai sekaligus menjadi momen yang sangat tepat memulai gaya hidup aktif dan melawan sedentari. Selanjutnya, kampanye ini juga akan dilakukan di beberapa kota lain di Indonesia.

Ia mengatakan, kampanye ini merupakan wujud dukungan terhadap program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) yang tengah digalakan oleh pemerintah. Gerakan ini sendiri digalakan berdasar data Riskesdas 2013 yang menunjukan bahwa seperempat orang Indonesia gaya hidupnya kurang aktif.

"Salah satu penyebab dari tiga penyakit tidak menular utama adalah sedentari. Sedangkan sedentari sendiri kian manjamur karena adanya gaya hidup modern yang serba dimudahkan," kata dia.

Melalui kampanye Ayo Indonesia Bergerak,Fonterra Brands Indonesia yang merupakan pemegang merek Anlene bermaksud mendorong masyarakat Indonesia bergerak lebih aktif agar mereka dapat mencapai potensi maksimal dalam hidup dan tentunya menjadi lebih sehat. Kegiatan dalam kampanye ini meliputi aktivitas fisik estafet dari Yogyakarta ke Jakarta untuk menginspirasi masyarakat Indonesia bergerak lebih aktif secara fisik untuk melawan gaya hidup sedentari.

Kegiatan ini dimeriahkan oleh 250 pelari dan pesepeda yang dilepas untuk melakukan perjalanan sejauh 600 kilometer ke Jakarta melewati sejumlah kota seperti Kebumen, Purwokerto, Ciamis, Bandung dan Bogor. Dalam perjalanan dari Yogyakarta ke Jakarta, Ayo Indonesia Bergerak juga menghadirkan kegiatan-kegiatan menarik seperti MoveMax Arena, Cooking Class, dan Fun walk.

Selain itu, Anlene pun juga menggandeng figur publik yang dikenal sangat aktif yaitu Indy Barends dan Prisia Nasution, yang dapat menginspirasi masyarakat untuk melawan gaya hidup sedentari. Technical Marketing Advisor Fonterra Brands Indonesia Rohini Behl mengatakan, gaya hidup sedentari telah menjadi isu penting di Indonesia dan dunia. Gaya hidup sedentari terbukti telah meningkatkan jumlah penderita penyakit tidak menular dan mencegah masyarakat Indonesia memiliki kehidupan yang lebih baik.

Riskesdas 2013 juga menunjukan 24,1 persen penduduk Indonesia menjalani perilaku sedentari lebih dari 6 jam perhari. Dengan seperempat masyarakat Indonesia menjalani gaya hidup sedentari, risiko terjadinya penyakit tidak menular pun meningkat, kata dia.

Padahal, saat ini penyebab kematian tertinggi di Indonesia dan dunia termasuk diantaranya adalah penyakit stroke, penyakit jantung, dan diabetes mellitus. Oleh karena itu, ia pun menilai, dengan bergerak aktif serta menjaga kesehatan, kekuatan dan fleksibilitas tulang, sendi dan otot, maka kita telah melakukan langkah penting untuk melawan gaya hidup sedentari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement