Ahad 08 Apr 2018 07:46 WIB

Mahfud MD, Reza Rahadian, dan Pancasila

Derasnya arus informasi saat ini bisa menjadi ancaman jika tak dibentengi Pancasila.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Agus Yulianto
Mahfud MD
Foto: Republika/Neni Ridarineni
Mahfud MD

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ribuan mahasiswa Universitas Mataram (Unram) menghadiri talkshow bertajuk Pancasila di Zamanku yang digagas Bakti Pendidikan Djarum Foundation bekerja sama dengan Universitas Mataram dan Solidaritas Anak Bangsa (Sabang) di Lapangan Atletik Unram, NTB, pada Sabtu (7/4) malam. Ribuan mahasiswa antusias mendengarkan pemaparan pandangan Pancasila oleh pakar hukum tata negara yang juga mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Muhammad Mahfud MD, pemerhati sosial dan pegiat di Wahid Institute Inayah Wulandari Wahid, dan aktor film Reza Rahadian.

Menurut Mahfud MD, Pancasila merupakan pijakan paling utama dalam semua aspek kehidupan bermasyarakat, terlebih generasi muda yang lebih dekat dengan tren komunikasi global. Menurut Mahfud, terjaganya persatuan bangsa Indonesia hanya bisa terwujud selama Pancasila masih menjadi landasannya.

photo
Pakar hukum tata negara Muhammad Mahfud, pemerhati sosial dan pegiat di Wahid Institute Inayah Wulandari Wahid, dan aktor film Reza Rahadian mengisi talkshow bertajuk

"Pancasila menjadi kesadaran filsafat hukum dan sumber kesadaran berbangsa dan bernegara. Pancasila itu ideologi yang mempersatukan," ujar Profesor Hukum Tata Negara di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta tersebut.

Mahfud mengingatkan kembali tentang potensi perpecahan jika generasi muda saat ini tidak lagi merefleksikan Pancasila dalam kehidupan bersosialisasi mereka sehari-hari.

"Radikalisme harus kita tangkal dengan Pancasila sebagai ideologi pemersatu ikatan kita sebagai bangsa Indonesia," lanjut Mahfud.

Hal senada diungkapkan Inayah Wahid. Putri bungsu Presiden Indonesia keempat KH Abdurrahman Wahid ini mengatakan, Pancasila adalah perangkat nilai yang menjadi panduan bangsa Indonesia untuk meraih kondisi negara yang dicita-citakan. Tanpa Pancasila, bangsa ini akan kehilangan identitas dan jati diri, terlebih kaum mudanya.

"Kita perlu menerjemahkan nilai-nilai Pancasila dalam praktik sehari-hari. Bantu generasi muda untuk memahami apa sebenarnya Pancasila, mengapa penting untuk menghidupi Pancasila, sehingga akan terbangun rasa memiliki," ujar Inayah.

Sementara aktor film Reza Rahadian menyoroti tentang pentingnya nilai-nilai Pancasila sebagai pemersatu keberagaman suku, agama, dan kebudayaan yang dimiliki Indonesia. Sebagai seniman, pria bernama lengkap Reza Rahadian Matulessy ini memandang keanekaragaman yang dimiliki Indonesia sebagai kekayaan yang harus dijaga dan dilestarikan.

"Tuhan sudah memberikan anugerah kepada Indonesia berupa kekayaan alam dan aneka ragam suku dan budaya. Sebagai generasi muda, ini yang harus kita jaga. Caranya bagaimana, contoh sederhana adalah menanamkan rasa cinta dan menghargai perbedaan," kata Reza.

Tumbuh di lingkungan keluarga yang majemuk, Reza sejak kecil terbiasa menghargai perbedaan. Reza bersyukur hidup dalam keluarga yang menjunjung toleransi meski berbeda keyakinan.

"Toleransi telah menjadi bagian dalam hidup saya. Dengan saling menghormati dan menghargai, seperti nilai-nilai yang tertuang dalam Pancasila, kita bisa hidup dalam kedamaian," ungkap Reza.

Program Associate Bakti Pendidikan Djarum Foundation Laksmi Lestari mengatakan, tema Pancasila harus terus digiatkan kepada generasi muda saat ini. Derasnya arus informasi saat ini bisa menjadi ancaman jika tidak dibentengi Pancasila sebagai landasan.

"Kami mendorong kaum muda menguatkan wawasan kebangsaan, bersikap dan bersuara dengan kuat tentang pentingnya mengokohkan keutuhan Indoesia. Kesadaran akan makna dan hakekat bangsa dan kebangsaan juga dasar kepercayaan diri dan rasa hormat diri sebagai bagian dari bangsa yang mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain di dunia," ucap Laksmi.

Laksmi juga mendorong peranan kaum muda di Mataram dan NTB pada umumnya mengembangkan anugerah potensi sumber daya alam yang dimilikinya. Laksmi menilai, generasi muda perlu visi yang kuat untuk menjaga dan memberdayakan kekayaan alamnya, khususnya di Indonesia Timur.

"Untuk itu, saatnya anak-anak muda di Mataram untuk mengembangkan bekal diri dengan pencapaian akademik yang diperoleh di kampus disertai pengembangan wawasan keterampilan lunak. Tujuannya, agar mereka di kemudian hari menjadi manusia yang cakap secara inteligensi dan emosional dan siap berkarya nyata menjaga keutuhan bangsa," ungkap Laksmi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement