REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Peristiwa alam cuaca berkabut dilaporkan telah dan tengah menyelimuti wilayah udara di Banda Aceh dan sekitarnya. Kabut tersebut berdampak memperpendek jarak pandang wilayah di Aceh.
Kondisi Jalan Teuku Nyak Arif, Jalan Teuku Nyak Makam, dan Jalan Laksamana Mahalayati, di Banda Aceh, Jumat (6/4), terlihat lampu kendaraan dari kejauhan redup.
Sedangkan masyarakat yang tinggal di Serambi Mekkah, julukan Banda Aceh menganggap cuaca malam hari normal seperti malam lainnya. "Memang seperti berkabut malam ini, dengan udara sedikit sejuk. Mungkin ini akibat angin dari laut," ujar Zubaidah (33), warga Lingke, Banda Aceh.
Stasiun Meteorologi Blang Bintang di Aceh Besar melaporkan, pemandangan terlihat kabur dengan jarak pandang tinggal sekitar empat kilometer untuk wilayah Aceh Besar dan Banda Aceh.
"Tapi, kita belum ada laporan bahwa udara kabur ini membawa dampak penerbangan ke Aceh jadi terganggu," ujar Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Blang Bintang, Zakaria Ahmad.
Ia memastikan bahwa cuaca berkabut ini cuma terjadi pada dua kabupaten/kota, yakni Aceh Besar dan Banda Aceh, setelah pihaknya mendapat laporan dari sejumlah Stasiun Meteorologi dan Stasiun Klimatologi di Aceh.
BMKG Aceh sempat melakukan analisis cuaca berdasarkan fakta yang ada, seperti kelembapan udara di bawah 90 persen, suhu udara masih tinggi, titik panas tidak terpantau satelit, namun di mata terasa perih.
"Jadi kabut yang menyelimuti sebagian Aceh Besar dan Banda Aceh mulai petang hingga malam ini, merupakan asap dari pembakaran jerami oleh petani di musim panen ini," ujar Zakaria.