Jumat 06 Apr 2018 04:39 WIB

SBY: Banyak yang Sembuh Setelah Ditolong Dokter Terawan

Dokter Terawan diberhentikan sementara dari IDI selama 12 bulan.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Nur Aini
Kepala RSPAD Brigjen dr Terawan Agus Putranto.
Foto: Republika/Erik PP
Kepala RSPAD Brigjen dr Terawan Agus Putranto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), mengakui kehebatan metode digital substraction angiogram (DSA) yang dilakukan oleh Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) dokter Terawan Agus Putranto. Meskipun metode tersebut tidak mainstream, SBY mengatakan bahwa banyak yang telah disembuhkan oleh dokter Terawan melalui metode DSA tersebut.

"Saya menjadi saksi bahwa ribuan saudara kita merasa tertolong oleh dokter Terawan. Terlepas apakah metodologinya dipolemikan, tapi kenyataanya the evidence source bahwa banyak yang merasa ditolong," kata SBY melalui video singkat yang diterima Republika.co.id, Kamis (5/4).

Sebelumnya, dokter Terawan direkomendasikan oleh Majelis Kehormatan Etika Kedokteran (MKEK) untuk diberhentikan sementara dari keanggotaan IDI selama 12 bulan. Dokter berpangkat mayor jenderal tersebut diberhentikan karena dinilai melanggar kode etik kedokteran. Salah satunya terkait metode penyembuhan yang digunakannya dinilai berbeda dengan dokter lain pada umumnya. Namun, hingga kini dokter Terawan mengaku belum memperoleh surat pemberhentian tersebut.

SBY juga menceritakan bagaimana dokter Terawan pernah menyembuhkan seorang sahabatnya, seorang perdana menteri salah satu negara yang kerap mengeluhkan sakit di kepala. Setelah berobat di dua negara, kawannya tersebut tidak kunjung sembuh. Setelah diobati oleh dokter Terawan, akhirnya bisa disembuhkan.

"Singkat kata, sahabat saya itu sembuh. Mungkin juga saudara-saudara kita yang menyerukan Save Dokter Terawan adalah mereka yang merasa ditolong, merasa disembuhkan oleh dokter Terawan," ujar pria yang mengaku kenal dokter Terawan secara pribadi tersebut.

Menanggapi kasus yang menimpa dokter Terawan, ia berharap antara Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan dokter Terawan akan duduk bersama dan mencari solusi yang terbaik untuk persoalan tersebut. Selain itu, ia juga berharap pemerintah tidak membiarkan masalah itu berlarut-larut.

"Jangan sampai dianggap melakukan pembiaran padahal isu ini menurut saya cukup serius," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement