REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Mohamamad Zulficar Mochtar merasa tak mungkin penanganan minyak yang tumpah di Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur, dapat selesai dalam waktu 10 hari. Hal itu ia katakan lantaran dampak minyak yang tumpah itu menyebar.
"Saya kira tidak mungkin semuanya bisa selesai salam waktu 10 hari. Mungkin (minyak) yang terlihat bisa disedot (yang) kelihatan," ungkap Zulficar di bilangan Jakarta Pusat, Kamis (5/5).
Ketika bicara minyak yang tumpah di lautan, kata dia, dampaknya akan menyebar. Minyak-minyak tersebut dapat terbawa arus dan mengenai ekosistem yang ada di lautan. Karena itu, hal-hal seperti itu perlu diantisipasi.
"Dicek dulu sejauh mana hubungannya dengan pola arus, pasang surutnya, dan segala macam. Faktor-faktor oseanografinya perlu kita cek. Kemudian organisme-organisme spesifik apa yang kena, seberapa jauh mereka terkena," jelasnya.
Menurutnya, pengantisipasian juga perlu dilakukan terhadap nelayan yang hidup di sekitar lokasi kejadian. Tumpahnya minyak itu membuat para nelayan tak dapat melaut dan mencari ikan. "Kita lihat mereka tidak bisa melaut ada masalah di sana juga harus kita antisipasi," katanya.
Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) mengungkapkan, tumpahan minyak di Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur, Sabtu (31/3) disebabkan patahnya pipa penyalur minyak mentah dari Terminal Lawe-lawe di Penajam Paser Utara ke Kilang Balikpapan.
"Pipa baja diameter 20 inci, tebalnya 12 milimeter dan di kedalaman 25 meter," kata General Manager (GM) Pertamina Refinery Unit (RU) V Togar MP saat jumpa pers di Balikpapan, Rabu (4/4).
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pun telah menyampaikan luasan wilayah perairan laut yang terdampak tumpahan minyak mentah di Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur, yang terjadi pada Sabtu (31/3) mencapai ribuan hektare.
"Luasannya mencapai tujuh ribu hektare dengan panjang pantai di sisi Balikpapan dan Penajam Paser Utara sekitar 60 kilometer," kata Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan (P3EK) KLHK Tri Bangun Laksana kepada wartawan di Balikpapan, Rabu (4/4).