Kamis 05 Apr 2018 22:03 WIB

Dubes: Kepercayaan Diri Masih Hambat Perkembangan Perempuan

Perempuan perlu terus didorong untuk bisa mencapai potensi optimalnya.

Seorang perempuan tengah memeriksa folder di dalam Laptop. Ilustrasi
Foto: Google
Seorang perempuan tengah memeriksa folder di dalam Laptop. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Duta Besar Selandia Baru untuk ASEAN Pam Dunn menilai aspek kepercayaan diri masih menjadi hambatan utama perempuan untuk berkembang dan mencapai posisi pemimpin.

"Perempuan seringkali tidak percaya diri untuk mendaftar ke posisi-posisi tertentu," ujar Pam dalam diskusi panel bertajuk "Women Who Lead: Top ASEAN Diplomats" yang diselenggarakan Kedutaan Besar AS di Jakarta, Kamis (5/4).

Diskusi tersebut adalah bagian program tahunan "Women's Leadership Academy" untuk Inisiatif Pemimpin Muda Asia Tenggara (YSEALI) yang diadakan pemerintah AS sebagai upaya meningkatkan keterampilan kepemimpinan para perempuan profesional muda dari 10 negara ASEAN.

Dalam diskusi yang diikuti 39 peserta program YSEALI itu, Pam menjelaskan bahwa perempuan perlu terus didorong untuk bisa mencapai potensi optimalnya, di berbagai bidang yang mereka tekuni.

Berbeda dengan Selandia Baru yang sudah lebih maju dalam menyikapi isu kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, Duta Besar Kerajaan Thailand untuk ASEAN Phasporn Sangasubana melihat ekspektasi sosial dan cara berpikir masyarakat Asia Tenggara yang cenderung masih tradisional, menjadi tantangan tersendiri.

"Kalau perempuan menempati posisi tinggi, masyarakat akan mempertanyakan apakah dia mampu menjalankan tugas-tugasnya. Sebuah keraguan yang sangat jarang ditujukan pada laki-laki," ujar Phasporn.

Salah satu dari tujuh diplomat perempuan pertama di Negeri Gajah Putih itu menegaskan bahwa hilangnya hambatan institusional seharusnya menjadi pendorong bagi perempuan lebih berani menunjukkan potensinya, terlebih populasi perempuan di Asia sedang tumbuh pesat.

Momen ini, menurut Phasporn, harus digunakan untuk mengubah persepsi sosial tentang perempuan yang dipandang tidak cukup mampu mengampu jabatan penting atau posisi pemimpin.

Sependapat dengan Phasporn, Duta Besar Kanada untuk ASEAN Marie-Louise Hannan mendorong perempuan lebih mau mengembangkan potensi diri, dengan dukungan edukasi dan kualifikasi yang tidak kalah dibandingkan laki-laki.

"Perempuan harus berani bicara untuk diri mereka, tahu nilai dan kemampuan mereka, serta tidak malu untuk minta diperlakukan setara dengan laki-laki," ujar Marie-Louise.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement