Kamis 05 Apr 2018 17:19 WIB

Petani Kutai Kartanegara Pelopori Bertani Tanpa Bakar

Imansyah sering mendapat resistensi dan cemoohan dari warga sekitarnya.

(kiri-kanan) Petani Desa Makmur Peduli Api (DMPA) Imansyah bersama dengan Head of Social & Security Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas Agung Wiyono, Sekjen Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bambang Hendroyono, dan Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak di acara 10th IndoGreen Environment & Forestry Expo 2018.
Foto: Istimewa
(kiri-kanan) Petani Desa Makmur Peduli Api (DMPA) Imansyah bersama dengan Head of Social & Security Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas Agung Wiyono, Sekjen Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bambang Hendroyono, dan Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak di acara 10th IndoGreen Environment & Forestry Expo 2018.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Imansyah (53), petani dari Dusun Malong, Desa Lamin Telihan, Kecamatan Kenohan, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur merupakan petani pelopor bagi warga sekitarnya dalam praktik bertani tanpa bakar.

Imansyah sering mendapat resistensi dan cemoohan dari warga sekitarnya. Pasalnya warga menganggap praktik bertani tanpa bakar yang dilakukannya tidak efisien dan hasil yang didapat tidak sebaik apabila dengan metode bakar lahan.

“Ketika saya awalnya mengajak warga untuk berganti cara tanam (tanpa bakar), banyak yang tidak percaya. Namun, setelah melihat hasilnya yang bahkan lebih baik dari metode membakar, lambat laun semakin banyak petani di Malong yang mengikuti metode saya,” ungkap Imansyah dalam keterangannya Kamis (5/4).

Imansyah merupakan salah satu petani binaan program DMPA inisiasi Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas yang hari ini dihadirkan dalam acara 10th Indogreen Environment & Forestry Expo 2018 di Samarinda Convention Hall, Kalimantan Timur (5-8 April 2018). Imansyah memamerkan Padi Gunung sebagai hasil cocok tanamnya dalam pameran ini.

Padi Gunung (Mayas dan Tokong) merupakan jenis pangan lokal masyarakat tradisional Kalimantan dan memiliki karakteristik lebih lembut serta lebih mahal dari padi umumnya. Program DMPA memungkinkan masyarakat Dayak Tunjung (suku asli Dusun Malong) untuk membudidayakan produk unggulan tersebut tanpa membakar lahan.

“Selama berpuluh-puluh tahun, warga Dusun Malong menanam Padi Gunung dengan metode tradisional, yaitu berpindah-pindah dan membakar lahan. Dengan masuknya program DMPA, kami jadi bisa menanam Padi Gunung dengan metode tumpang sari," terang Imansyah.

Imansyah mengaku sangat terbantu dengan adanya program DMPA. Berkat dukungan untuk penyiapan lahan, pemberian bibit, serta pendampingan, masyarakat kini memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil Padi Gunung yang maksimal, sembari tetap menjaga kelestarian lingkungan. Sejak program DMPA diluncurkan di Dusun Malong pada Agustus 2016, para petani binaan telah berhasil memanen Padi Gunung tiga kali.

Dari lahan per satu hektar dan bibit sejumlah 2,5 kaleng, para petani tersebut mampu menghasilkan 200 kaleng per hektar yang masing-masing kaleng setara dengan 9 kg beras Padi Gunung.

Program DMPA membantu memberdayakan masyarakat sekitar sembari mengkombinasikannya dengan upaya pelestarian lingkungan. Hal ini sejalan dengan komitmen perlindungan hutan APP Sinar Mas yang tertuang dalam Forest Conservation Policy (FCP).

Head of Corporate Social and Security APP Sinar Mas Agung Wiyono menjelaskan, program DMPA yang pertama kali digagas pada akhir tahun 2015 kini telah menjangkau 191 desa yang tersebar di Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Barat. Per Maret 2018, penerima manfaat program DMPA telah mencapai 13.814 Kepala Keluarga.

Selain pencegahan karhutla, DMPA juga bertujuan untuk membangun hubungan yang harmonis dengan masyarakat yang berada di dalam wilayah atau sekitar konsesi dengan membantu meningkatkan pendapatan dan pangan, membangun kemitraan pasar, melakukan transfer teknologi, serta pencegahan konflik.

“Kami menargetkan program DMPA dapat terealisasi di 500 desa pada 2020 mendatang. Oleh sebab itu, program partisipatif ini perlu didukung oleh para pemangku kepentingan agar semakin banyak masyarakat dan komunitas sekitar hutan yang dapat merasakan manfaatnya,” tutur Agung.

Melalui sosialisasi program DMPA dalam acara 10th Indogreen Environment & Forestry Expo 2018, APP Sinar Mas berharap semakin banyak pemangku kepentingan yang sadar akan pentingnya pemberdayaan masyarakat sekitar hutan bagi peningkatan kemakmuran masyarakat.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement