REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan atau Aher optimistis Indonesia tidak bubar pada 2030. Sebelumnya peringatan Indonesia bisa bubar disampaikan oleh Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo mengutip sebuah novel fiksi.
Orang nomor satu di Provinsi Jawa Barat ini optimistis pada 2030 Indonesia semakin maju dan bahkan pada 2045 atau 100 tahun kemerdekaan akan mencapai masa Indonesia Emas.
"Makanya kita antisipasi. Pernyataan itu akan batal dengan perilaku kita ke depan yang terus berbuat lebih maju," kata Gubernur Aher usai menjadi pembicara pada seminar nasional di Kampus Unpad Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Rabu.
Baca juga, Prabowo: Pidato 2030 Indonesia Bubar Atas Kajian Intelijen.
"Dan pernyataan itu akan jadi benar kalau kita tidak antisipasi. Saya optimismenya tinggi, pernyataan itu akan batal kalau kita optimal menyongsong 2045," lanjut dia.
Aher mengaku tidak mempersoalkan pernyataan tersebut. Namun yang terpenting adalah mengantisipasi pernyataan tersebut dengan cara mempersiapkan Indonesia, khususnya Jawa Barat guna menghadapi 2030 bahkan 2045.
Menurut dia, pada 2030 Provinsi Jawa Barat akan menghadapi masa keemasannya, yakni saat mengalami bonus demografi atau sekitar 70 persen populasinya berusia produktif.
Namun, lanjut dia, bonus demografi ini akan menjadi petaka jika mayoritas penduduk Jawa Barat berpendidikan rendah dan tidak dapat menjadi warga yang produktif.
Oleh karena itu, untuk menghadapinya, kata Aher, pemerintah harus mempersiapkan masyarakatnya untuk mendapat pendidikan yang layak, termasuk sistem link and match antara pendidikan dengan dunia kerja dan industri.
Ia menuturkan Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah menambah jumlah perguruan tinggi negeri dengan menjadikan Universitas Siliwangi di Tasikmalaya dan Universitas Singaperbangsa di Karawang menjadi universitas negeri.
Gubernur Aher mencontohkan Institut Pertanian Bogor membuka kampusnya di Sukabumi, Institut Teknologi Bandung membuka kampus di Cirebon, serta Universitas Padjadjaran membuka kampus di Garut dan Pangandaran.
"Kemudian Pemprov Jabar pun telah membangun 50 ribu ruang kelas baru untuk tingkat sekolah. Penyediaan ruang pendidikan menengah dan tinggi untuk masyarakat ini adalah upaya kami dalam meningkatkan jumlah penduduk Jawa Barat yang berpendidikan menengah dan perguruan tinggi," kata dia.