Selasa 03 Apr 2018 19:41 WIB

RSI Sultan Agung Beri Bantuan Protesa pada Difabel

Dengan protesa, para penyandang disabilitas diharapkan bisa produktif

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Fernan Rahadi
Rumah Sakit Islam (RSI) Sultan Agung bersama Paguyuban Peduli Penyandang Disabilitas (P3D) memberikan bantuan kepada para penyandang disabilitas. Hal ini diwujudkan dengan penyerahan bantuan protesa (alat bantu gerak) kepada 10 orang difabel.
Foto: rsi sultan agung
Rumah Sakit Islam (RSI) Sultan Agung bersama Paguyuban Peduli Penyandang Disabilitas (P3D) memberikan bantuan kepada para penyandang disabilitas. Hal ini diwujudkan dengan penyerahan bantuan protesa (alat bantu gerak) kepada 10 orang difabel.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Rumah Sakit Islam (RSI) Sultan Agung bersama Paguyuban Peduli Penyandang Disabilitas (P3D) kembali memberikan bantuan kepada para penyandang disabilitas. Hal ini diwujudkan dengan penyerahan bantuan protesa (alat bantu gerak) kepada 10 orang difabel. Melalui bantuan berupa 10 set kaki palsu ini diharapkan dapat mendukung para penyandang penerima manfaat agar tetap produktif.

Karena protesa akan menjadi penopang bagi seorang difabel yang kehilangan anggota geraknya bisa tetap produktif di tengah-tengah masyarakat. Bantuan ini sekaligus menjadi komitmen RSI Sultan Agung sebagai rumah sakit yang peduli dan ramah bagi difabel.

"Karena tak sedikit dari saudara kitaterpaksa harus menjadi difabel pada usia produktifnya, karena musibah ataus esuatu hal lainnya," kata Direktur Pelayanan RSI Sultan Agung, dr H Sampurna MKes, Selasa (3/4).

Salah seorang penerima manfaat, Ziwara (6) misalnya. Gadis kecil ini harus rela kehilangan salah satu kakinya karena musibah kecelakaan. Saat itu, ia tengah bersama ibunya pergi ke sebuah warung. Tiba-tiba ia diterjang mobil yang dikemudikan oleh orang mabuk. Setelah pemeriksaan, kaki kanannya harus diamputasi.

"Dengan menggunakan protesa tersebut, Ziwara akan sangat terbantu dalam melakukan berbagai aktivitas belajar guna meraih cita- citanya," ungkap Sampurna.

Seorang difabel lainnya, Suwandi juga menerima bantuan protesa ini. Ia mengisahkan, akibat penyakit Diabetes Melitus yang dideritanya, salah satu kakinya terkena infeksi dan diharuskan amputasi.

Kepala Dinas Sosial KotaSemarang, Tomy Yarmawan Said berharap, protesa akan menjadkan para difabel tetap percaya diri dan tetap produktif di tengah-tengah masyarakat.

"Seperti halnya Ziwara yang masih sekolah dan pak Suwandi yang harus menghidupi keluarganya. Kita harapkan mereka ini tetap produktif dengan bantuan ini," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement