Selasa 03 Apr 2018 14:24 WIB

Politikus PKS Imbau tak Perlu Gaduh dengan Puisi Sukmawati

Mardani mengatakan penggalan puisi itu otokritik untuk partai maupun pejuang Islam.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ratna Puspita
Mardani Ali Sera
Foto: Republika/ Wihdan
Mardani Ali Sera

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera mengimbau agar penggalan puisi 'Ibu Indonesia' yang dibacakan oleh Sukmawati Soekarnoputri tidak dibuat gaduh. Ia mengatakan penggalan puisi tersebut otokritik untuk partai Islam maupun pejuang-pejuang Islam. 

"Saya anggap puisinya Mba Sukma otokritik buat kita partai Islam ataupun pejuang Islam,” kata dia di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (3/4).

Mardani mengatakan Sukmawati hanya menunjukkan keindahan lain Indonesia ketika membandingkan cadar dan konde serta kidung dan azan. Karena itu, dia pun mendorong umat Islam untuk menunjukkan sikap toleransi. 

"Mba Sukma menyampaikan keindahan sanggul, konde, keindahan tidung jawa yang memang indah, tetapi mungkin Mbak Sukma nggak terlalu mengira bahwa di sebagian orang, azan dan hijab juga indah. Buat kami, inilah Indonesia. Kita harus saling toleran, dan tak perlu dibuat gaduh," ujar Mardani. 

Karena itu, Mardani enggan menyebutkan puisi tersebut sebagai bentuk penistaan. Dia mengingatkan pihak yang berhak menyebutkan puisi tersebut sebagai penistaan adalah aparat penegak hukum. 

Kendati demikian, ia mengusulkan agar puisi tersebut tidak diselesaikan dan berakhir melalui jalur hukum. "Saya bukan dukung nggak dukung, tetapi imbau agar masalah ini tak diselesaikan lewat jalur formal dan struktur melainkan  jalur informal, udah silaturahmi saja," ujar Mardani.

photo
Sukmawati Sukarnoputri. (Republika/Edwin)

Wakil Ketua Komisi II tersebut pun mendorong ada pertemuan hangat antara Sukmawati dan pihak yang tidak sependapat dengan puisi tersebut. Dalam pertemuan tersebut, dia menambahkan, kontroversi soal puisi itu dapat diselesaikan. 

Mardani menyatakan hal itu agar semua saling memahami dan tidak saling berbenturan. "Sehingga Mbak Sukma tahu ada orang Islam yang sedikit sensitif, tetapi orang Islam juga tahu ada figur Mba Sukma yang mungkin memang memandang keindahan dari budaya lokal Indonesia, dan tak salah, asal tak dibenturkan," kata dia.

Puisi yang dibacakan Sukmawati sendiri sudah beredar viral di internet. Puisi tersebut dibacakan di ajang Indonesia Fashion Week 2018, Jakata Convention Centre, Rabu (28/3). 

Berikut puisi yang dibacakan Sukmawati:

Ibu Indonesia

 

Aku tak tahu Syariat Islam

Yang kutahu sari konde ibu Indonesia sangatlah indah

Lebih cantik dari cadar dirimu

Gerai tekukan rambutnya suci

Sesuci kain pembungkus ujudmu

Rasa ciptanya sangatlah beraneka

Menyatu dengan kodrat alam sekitar

Jari jemarinya berbau getah hutan

Peluh tersentuh angin laut

 

Lihatlah ibu Indonesia

Saat penglihatanmu semakin asing

Supaya kau dapat mengingat

Kecantikan asli dari bangsamu

Jika kau ingin menjadi cantik, sehat, berbudi, dan kreatif

Selamat datang di duniaku, bumi Ibu Indonesia

 

Aku tak tahu syariat Islam

Yang kutahu suara kidung Ibu Indonesia, sangatlah elok

Lebih merdu dari alunan azan-mu

Gemulai gerak tarinya adalah ibadah

Semurni irama puja kepada Illahi

Nafas doanya berpadu cipta

Helai demi helai benang tertenun

Lelehan demi lelehan damar mengalun

Canting menggores ayat ayat alam surgawi

 

Pandanglah Ibu Indonesia

Saat pandanganmu semakin pudar

Supaya kau dapat mengetahui kemolekan sejati dari bangsamu

Sudah sejak dahulu kala riwayat bangsa beradab ini cinta dan hormat kepada ibu Indonesia dan kaumnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement