Senin 02 Apr 2018 20:04 WIB

Kritik Tanpa Solusi Bisa Turunkan Elektabilitas Prabowo

Pengamat menilai kritik keras yang dilontarkan Prabowo bisa jadi boomerang.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Bayu Hermawan
Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Charta Politika, Yunarto Wijaya menilai komentar frontal dari Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto bisa turunkan elektabilitas dirinya. Ia menilai selama ini kritik yang dilontarkan Prabowo hanya akan membuat dirinya menjadi kritikus dan bukan negarawan.

"Kalau hanya melakukan kritik tanpa solusi dan berbicara hal-hal besar saja tanpa bicara mengenai isu perkebijakan, menurut saya Prabowo hanya akan dilihat sebagai kritikus, bukan negarawan, bukan pemberi solusi yang bisa meningkatkan elektabilitas buat Prabowo sendiri," kata Yunarto pada Republika.co.id, Senin (2/4).

Memberikan kritik, kata Yunarto, adalah hal yang wajar dalam kehidupan berdemokrasi. Akan tetapi, kritik yang tidak disertai solusi tidak akan memberikan dampak positif bagi si pemberi kritik. Justru bisa berbalik menjadi hal negatif bagi pengkritik.

Beberapa waktu lalu, Prabowo sempat mengatakan Indonesia akan bubar 2030 berdasarkan penelitian dari luar negeri. Tak lama kemudian, mantan Danjen Kopassus tersebut mengkritik elit partai bermental maling. Terkait hal tersebut, Yunarto menilai komentar itu tidak akan membantu Prabowo mengambil hati masyarakat.

"Berbicara Indonesia bubar 2030 lalu kemudian mental maling misalnya. Itu bahasa yang mencerminkan keputusasaan seorang oposisi dalam memberikan solusi," kata dia.

Ia menambahkan, saat ini masyarakat tidak membutuhkan seorang kritikus saja. Akan tetapi, pemimpin yang akan dipilih masyarakat juga diharapkan bisa memberikan solusi terhadap permasalahan yang ada di negara ini.

"Bisa berpotensi menurunkan elektabilitas, karena orang tidak melihat dia punya kapasitas pemimpin yang memberikan solusi, tapi hanya cocok menjadi oposisi yang memberikan kritik," lanjut Yunarto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement