Senin 02 Apr 2018 19:32 WIB

Komentar Keras Prabowo Dinilai untuk Menguji Respons Publik

Pengamat Politik Arbi Sanit menilai saat ini sudah terjadi kampanya secara tak formal

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Bayu Hermawan
Pengamat politik dari Universitas Indonesia Arbi Sanit .
Foto: Republika/Agung Fatma Putra
Pengamat politik dari Universitas Indonesia Arbi Sanit .

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Politik dari Universitas Indonesia, Arbi Sanit menilai saat ini sudah terjadi kampanye secara tidak formal. Itulah yang menyebabkan belakangan sering muncul komentar-komentar dari pihak oposisi seperti Gerindra, yang mengkritik Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Beberapa waktu lalu, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto mengatakan Indonesia bisa bubar 2030. Hal itu langsung menimbulkan berbagai komentar baik dari masyarakat dan tokoh negara. Ada yang tidak setuju ada pula yang menganggap pidato Prabowo sebagai peringatan yang penting.

Belakangan, Prabowo kembali mengkritik melalui pernyataannya yang menuding ada elit mental maling di Indonesia. Meskipun terkesan frontal, menurut Arbi Sanit hal tersebut adalah strategi Prabowo untuk melihat respon khalayak umum.

"Jadi sebenarnya Prabowo itu sekarang dalam proses penjajakan, sekarang perang isu yang dilakukannya, melihat akan seberapa jauh bisa menandingi Jokowi. Kan mereka tidak mau asal main saja lalu kalah, jadi 'kambing congek'," kata Arbi saat dihubungi Republika.co.id, Senin (2/4).

Melalui komentar-komentar yang dilontarkan Prabowo tentang pemerintahan saat ini, Arbi menilai mantan Danjen Kopassus tersebut ingin melihat situasi saat ini. Apakah akan banyak orang yang mendukung Jokowi atau sebaliknya.

"Dia tidak mau asal maju saja di Pilpres 2019. Dia harus jadi pemenang. Oleh karena itu, dia melempar isu sebagai penjajakan. Apa reaksi lawannya, apa reaksi masyarakat, apa reaksi kaum elit partai-partai itu sedang dipancingnya," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement