Senin 02 Apr 2018 17:43 WIB

Menteri LHK Minta Pejabat Perhatikan Etika dalam Melayani

Menteri LHK berpesan agar semua Eselon I dan II melakukan pembinaan berjenjang.

Siti Nurbaya Bakar - Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup
Foto: Republika/ Wihdan
Siti Nurbaya Bakar - Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya melantik tiga orang Pejabat Pimpinan Tinggi Madya (Eselon I) baru lingkup Kementerian LHK di Jakarta, Senin, (2/4). Pejabat-pejabat yang dilantik mempunyai posisi penting dan kunci sehingga diproses secara pola mutasi sesuai dengan peraturan pemerintah.

Para pejabat ini merupakan penanggung jawab visi unit Eselon I yang mengarahkan gerak untuk mencapai sasaran atau target organisasi melalui Satuan Kerjanya dalam mendukung dan mengawal keberhasilan pencapaian program kerja Kementerian LHK. Pada kesempatan tersebut, Menteri LHK Siti Nurbaya resmi mengangkat Ilyas Assaad sebagai Inspektur Jenderal Kementerian LHK untuk mengisi posisi Imam Hendargo Abu Ismoyo yang memasuki masa purna tugas per 1 April 2018.

Pada posisi Direktur Jenderal, Menteri LHK Siti Nurbaya mengangkat I.B. Putera Parthama sebagai Direktur Jenderal Pengendalian Daerah Sungai dan Hutan Lindung (PDASHL) dan Hilman Nugroho sebagai Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL). Kedua pejabat ini masing-masing bertukar tempat dari posisi sebelumnya.

Pelantikan ini dilakukan berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 43/TPA Tahun 2018 tanggal 23 Maret 2018 tentang pemberhentian dan pengangkatan dari dan dalam jabatan pemimpin tinggi tingkat madya di lingkungan Kementerian LHK. Dalam sambutannya, kali ini Menteri LHK lebih mengangkat pesan-pesan berkaitan dengan mekanisme pekerjaan, karena disamping hal-hal teknis, Kementerian LHK juga terus melakukan proses penataan secara kelembagaan.

Menteri LHK berpesan agar semua Eselon I dan II melakukan pembinaan berjenjang ke bawah. "Ingat selalu pesan saya: one step up, two steps down, jadi paling tidak dua step ke bawah itu harus terus menerus diajak untuk melakukan policy exercise bagi kementerian ini," ujar Siti Nurbaya seperti dalam siaran persnya.

Pembenahan ini terus dilakukan seiring dengan harapan dan kebutuhan dari masyarakat yang begitu tinggi untuk lingkungan dan tata kelola hutan yang baik.

Berkaitan dengan produksi hutan, Direktorat Jenderal PHPL telah merintis perubahan dan perkembangan suasana dalam interaksi kementerian ini dengan dunia usaha. Begitu juga dengan interaksi orientasi produksi yang tidak hanya bagi dunia usaha tetapi juga bagi masyarakat. Hubungan dunia usaha dengan masyarakat juga terus dibangun sehingga bisa terus menekan konflik dan bisa menciptakan harmoni. Hal-hal seperti ini yang Siti Nurbaya harapkan agar terus ditingkatkan.

Dalam mekanisme pekerjaan, Siti Nurbaya berpesan agar jajarannya menerapkan sistem manajemen yang care, share, dan fair. Setiap elemen di kementerian ini harus saling bekerja bersama-sama, dan saling memperhatikan (care).

Tidak bisa dihindari tugas-tugas kementerian ini hampir tidak ada yang bisa dilakukan sendirian oleh satu direktorat jenderal. Sehingga, disamping care harus juga ada share, jadi saling berbagi, baik informasi, data, gagasan, dan bila perlu berbagi sources. Yang penting lagi kemudian adalah fair (rasa keadilan) bahwa sebagai atasan harus berlaku fair kepada bawahan.

Dalam situasi sekarang, dengan segala berita hoaks, informasi yang simpang siur, Siti Nurbaya juga meminta betul agar semua dapat menjaga etika. Etika pertama yaitu etika kepada negara, melalui cinta kepada negara, komitmen terhadap tujuan dan cita-cita negara. Selanjutnya, etika kepada pemerintah, karena birokrasi merupakan darahnya roda pemerintahan.

"Oleh karena itu loyalitas hanya diberikan kepada pemerintah, kepada Bapak Presiden RI, dan di kementerian ini berarti pembantu Presiden yaitu Menteri. Jadi tidak ada loyalitas yang lain," tegas Siti Nurbaya.

Yang ketiga, yaitu loyalitas kepada atasan, karena birokrasi itu rumusnya rantai komando, sehingga etika kepada atasan harus dijaga. Kemudian, etika kepada sesama pegawai juga harus dijaga. Yang tidak kalah penting yaitu etika kepada publik, dalam hal ini etika dalam memberikan pelayanan kepada publik.

“Jadi sebetulnya yang paling gampang sih, contohnya kepada publik itu, kalau melayani itu jangan judes-judes gitu lho, apalagi jutek. Sikap kita itu harus betul-betul dijaga. Jadi saya minta betul soal manajemen dan etika ini kita perhatikan bersama," ujar Siti Nurbaya.

Pada akhir sambutannya, Menteri LHK mengajak seluruh jajaran Kementerian LHK untuk maju terus dan menyelesaikan hal-hal yang bisa diselesaikan oleh kementerian ini. "Sekali lagi selamat. Terimakasih sudah memberikan pengabdian yang terbaik kepada negara dan bangsa," tutup Siti Nurbaya.

Pada kesempatan ini turut hadir Mantan Menteri Lingkungan Hidup, Sarwono Kusuma Atmadja dan Rachmat Witoelar, Penasehat Senior Menteri , Staf Ahli Menteri, Tenaga Ahli Menteri, Eselon I dan II lingkup Kementerian LHK, Asosiasi dan Dunia Usaha serta Darma Wanita Kementerian LHK.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement