REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG -- Pendidikan masyarakat khususnya orang tua tentang autis dinilai masih rendah di Bangka Belitung. Itu membuat banyak anak penyandang autis belum mendapatkan pendidikan dan pelatihan di Pusat Layanan Autis di daerah ini.
"Selama ini orang tua memiliki anak autis malu, nakal dan lainnya karena tidak paham," kata Bunda PAUD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Melati Erzaldi Rosman saat menghadiri Hari Autis Sedunia di Pangkalpinang, Senin (2/4).
Ia mengatakan pendidikan dan ketidakpahaman orang tua ini, banyak anak-anak berkemampuan khusus belum mendapatkan pendidikan dan pelatihan di Pusat Layanan Autis di daerah ini.
"Mudah-mudahan dengan kegiatan peringatan Hari Autis Sedunia ini dapat meningkatkan pemahaman masyarakat tentang autis," katanya.
Selain itu, pihaknya juga akan menggencarkan kegiatan sosialisasi tentang autis ini di masyarakat khususnya daerah terpencil. "Kita akan membentuk tim untuk menyosialisasikan autis ini, agar anak-anak berkemampuan khusus ini mendapatkan pendidikan dan pelatihan di Pusat Layanan Autis di daerah ini," katanya.
Menurut Melati anak-anak autis ini memiliki kemampuan yang luar biasa, jika mereka diberikan pendidikan, dilatih, dibina dan diarahkan sesuai kemampuan yang dimilikinya.
"Seharusnya orang tua memiliki anak autis bangga, karena mereka anak-anak spesial. Orang tua jangan lagi menggurung anaknya di rumah karena merasa malu," ujarnya.
Ia berharap acara serimonial peringatan Hari Autis Sedunia ini dapat menyemangati para orang tua untuk memberikan pendidikan terbaik kepada anak-anaknya.
"Dengan adanya acaranya dapat memberikan pandangan baru kepada masyarakat, bahwa anak-anak autis bisa dibina dan dilatih seperti anak normal lainnya," katanya.