Ahad 01 Apr 2018 06:04 WIB

KSPI Pertimbangkan Dukung Prabowo atau Jokowi di Pilpres

KSPI mempertimbangkan beberapa nama yang akan didukung di Pilpres 2019

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Bayu Hermawan
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia Said Iqbal
Foto: ROL/Havid Al Vizki
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia Said Iqbal

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan, ada beberapa nama yang menguat untuk mendapat dukungan dari pihaknya dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2019. Diantaranya adalah Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, juga Joko Widodo (Jokowi).

Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) kuatkan untuk mendukung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto maju dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 mendatang. Hal tersebut dikatakan oleh Presiden KSPI, Said Iqbal.

Menurut Said, tidak hanya Prabowo, KSPI juga kuat mendukung mantan Menteri koordinator bidang Kemaritiman Rizal Ramli, jika ikut mencalonkan diri dalam Pilpres 2019 mendatang. Namun, lanjutnya, KSPI mempertimbangkan untuk mendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Kemarin kami rapat dan Rakernas KSPI 28 sampaib30 April akan memutuskan siapa yang akan didukung jadi calon presiden. Memang ada beberapa nama yang menguat adalah Prabowo Subianto," kata Iqbal di Studio Kopi Sang Akar, Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (31/3).

Alasan KSPI masih mempertimbangkan mendukung Jokowi dalam Pilpres 2019. Hal iti karena tidak dicabutnya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 78 Tahun 2015 Tentang Pengupahan. Dimana PP tersebut dirasa tidak berpihak kepada kaum buruh.

"Kalau Pak Joko Widodo masih pertimbangan karena PP Nomor 78 itu tidak pernah dicabut," ucapnya.

Oleh sebab itu, KSPI akan menerapkan strategi dengan mengorganisir buruh untuk mengumpulkan suara. Cara mengorganisir suara buruh sendiri dengan mengkonsolidasi iuran, sehingga dalam kontestasi politik kedepan, buruh memiliki anggaran sendiri.

"Pilkada, Pileg dan Pilpres 2014 kami memulai dengan iuran sendiri, bayar sendiri. Konsolidasi-konsolidasi dasi gerakan-gerakan itu dengan iuran, kuncinya iuran. Kalau tidak punya uang, minta-minta uang, menurut kami tidak ada nilainya," ujarnya.

Dengan menerapkan strategi tersebut, sehingga tidak ada dana dari orang lain, maupun pengusaha. Kecuali, pengusaha yang memiliki komitmen memperjuangkan buruh. "Ketika kita masuk ke yang kedua, kontestasi kita punya uang sendiri. Miliaran bahkan puluhan miliar. Murni tidak ada satu pun dana dari cukong dari orang, apalagi pengusaha, kami menabukan, kecuali pengusaha yang mempunyai komitmen dari awal," jelasnya.

Bahkan, KSPI juga meminta anggotanya untuk ditempatkan menjadi Menteri. Sehingga, jika ada dari KSPI yang ditempatkan menjadi Menteri, maka dapat mengimplementasikan perjuangan dari buruh itu sendiri.

"Saya tidak terlalu malu untuk mengatakan itu. Daripada pura-pura minta duit. Diseluruh dunia, saya tahu bener di beberapa negara memanh di serikat buruh diskusinya menteri. Karena dengan jadi menteri, dia bisa mengimplementasikan kontra politiknya," tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement