Sabtu 31 Mar 2018 13:09 WIB

Pembenahan Saribu Rumah Gadang Libatkan BUMN

Rumah-rumah gadang yang rampung dilakukan revitalisasi bisa saja dijadikan homestay

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Esthi Maharani
Rumah Gadang Gajah Maram di kawasan seribu rumah gadang, Solok Selatan, Suamtera Barat, Sabtu  (10/2).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Rumah Gadang Gajah Maram di kawasan seribu rumah gadang, Solok Selatan, Suamtera Barat, Sabtu (10/2).

REPUBLIKA.CO.ID,  PADANG - Pemerintah Kabupaten Solok Selatan melibatkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam melakukan pembenahan dan revitalisasi kawasan Saribu Rumah Gadang. BUMN yang mengelola industri perhotelan di Tanah Air, Hotel Indonesia Natour, bahkan menyatakan kesiapannya untuk mengelola hotel bila Pemda bisa menggaet investor yang bersedia melakukan pembangunan fisik.

"Tinggal kita cari investor siapa yang berkenan bangun, dan kami yang mengelola. 50 sampai 100 kamar saja sudah cukup," jelas Presiden Direktur Hotel Indonesia Natour, Iswandi Said, Jumat (30/3).

Iswandi memandang, konsep penginapan yang bisa dikembangkan di Solok Selatan, khususnya kawasan Saribu Rumah Gadang, adalah homestay. Nantinya, rumah-rumah gadang yang rampung dilakukan revitalisasi bisa saja dijadikan homestay dengan standar layanan bertaraf hotel bintang 3. Misalnya, fasilitas toilet harus dibangun dengan standar yang dimiliki Hotel Indonesia Natour, meski ruang tidur tetap memanfaatkan ruang utama rumah gadang.

"Rumah gadang yang standarnya kami samakan dengan hotel bintang 3. Namun suasananya daerah tetap dipertahankan," jelas Iswandi.

Hotel Indonesia Natour juga bersedia memberikan pelatihan kepada bibit-bibit sumber daya manusia (SDM) yang barasal dari Solok Selatan untuk terlibat langsung dalam industri pariwisata.

Bupati Solok Selatan Muzni Zakaria menambahkan, kawasan Saribu Rumah Gadang yang terletak di Nagari Koto Baru memiliki 138 unit rumah gadang. Dari angka tersebut, ada 40 unit rumah gadang yang dinyatakan rusak sedang hingga berat. Presiden Joko Widodo sebelumnya sudah memerintahkan dilakukannya revitalisasi atas 40 unit rumah gadang tersebut.

"Bantuan Rp 110 miliar ini bukan hanya perbaikan fisik namun juga perbaikan kawasan termasuk jaringan jalan, toilet, penghijauan lanskap dan pembinaan terhadap SDM masyarakat di sana," jelas Muzni.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Sumatra Barat, Ian Hanafiah menambahkan bahwa peminat pariwisata dari Singapura dan Malaysia mulai melirik destinasi-destinasi wisata bertemakan petualangan dan budaya. Menurutnya, Solok Selatan memiliki seluruh kriteria yang bisa menarik wisatawan dari dua negara pemasok turis asing terbanyak di Sumbar tersebut.

"Kendalanya cuma satu, karena terasa jauh dan masih sedikit tempat berhenti untuk makan belanja, dan lainnya. Kami berharap semangat Pemda bangkit untuk benahi kawasan Danau Kembar. Agar wisatawan lebih nyaman menuju Solok Selatan," jelas Ian.

Dibanding daerah lainnya di Sumatra Barat, Solok Selatan memang dianggap memiliki unlimited tourism. Solok Selatan memiliki kawasan Saribu Rumah Gadang (SRG) sebagai destinasi wisata budaya, Goa Batu Kapal, puluhan air terjun, jalur baru menuju puncak Gunung Kerinci, dan sejumlah destinsi wisata alam lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement