Sabtu 31 Mar 2018 11:51 WIB

Pemerintah Janji Perhatikan Penyandang Disabilitas

BBRSBD menjalankan tugas merehabilitasi dan membimbing penyandang disabilitas.

Mensos saat mengunjungi Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa (BBRSBD) Prof. dr. Soeharso di Kota Solo, Sabtu (31/3).
Mensos saat mengunjungi Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa (BBRSBD) Prof. dr. Soeharso di Kota Solo, Sabtu (31/3).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Menteri Sosial (Mensos) Idrus Marham menyatakan, pihaknya akan mengambil langkah-langkah strategis untuk memberikan perhatian lebih kepada penyandang disabilitas, khususnya yang berada di bawah binaan panti dan balai di lingkungan Kementerian Sosial. 

 

"Pembinaan, rehabilitasi medis dan pelatihan berbagai keterampilan sangat penting sebagai bekal mereka untuk dapat hidup mandiri dan mampu menjalani hidup dengan kepercayaan diri yang tinggi," kata Mensos saat mengunjungi Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa (BBRSBD) Prof dr Soeharso di Kota Solo dalam siaran pers, Sabtu (31/3).

 

Idrus mengatakan, BBRSBD menjalankan tugas dan fungsi pelayanan dan rehabilitasi sosial, resosialisasi, penyaluran, dan bimbingan lanjut bagi penyandang disabilitas fisik agar mampu berperan dalam kehidupan bermasyarakat.

 

Dengan bekal keterampilan yang cukup, menurut dia, mereka yang telah melalui tahap pembinaan akan kembali ke masyarakat dan menjadi anak-anak bangsa yang kreatif. "Untuk itu saya ingin memastikan bahwa apa yang dimiliki oleh Kemensos, seperti APBN bisa kita gunakan untuk meningkatkan pelayanan kita kepada mereka,” katanya. 

 

Dirjen Rehabilitasi Sosial Kemensos Edi Suharto menjelaskan, cikal bakal lembaga BBRSBD adalah ketika beberapa pejuang yang cacat pada 1945 sampai 1950 datang untuk mendapatkan pertolongan. 

 

Pada saat itu, Kemensos memberi bantuan berupa kaki palsu dan tangan palsu. Seiring perjalanan waktu, BBRSBD berkembang menjadi lembaga rehabilitasi sosial sehingga semakin banyak penyandang disabilitas yang mendapat bimbingan. 

 

Kini BBRSBD telah memiliki 24.860 alumni yang tersebar di seluruh Indonesia dengan beragam profesi. Di antaranya karyawan perusahaan, pengusaha, dan atlet nasional. "Awalnya per tahun rehabilitasi hanya untuk 200 orang di seluruh Indonesia. Dan ini dirasakan masih kurang. Kemudian kami lakukan pendekatan penjangkauan ke luar lembaga agar jumlah penerima manfaat bisa lebih banyak lagi," terang Edi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement