REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik asal Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur, Ahmad Hasan Ubaid, menilai organisasi Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) sangat kuat mendukung pasangan calon gubernur Khofifah Indar Parawansa di Pemilihan Kepala Daerah Jawa Timur (Pilkada Jatim) 2018.
"Karena Bu Khofifah masih menjabat sebagai ketua umum di Pimpinan Puat Muslimat NU, maka bisa menjadi kendaraan yang sangat kuat untuk mendulang suara dari segenap anggotanya," katanya kepada wartawan di Surabaya, Jumat (30/3).
Terbukti, lanjut dia, saat Khofifah mengikuti Pilkada Jatim pada dua periode sebelumnya, dukungan terbanyak datang dari para anggota Muslimat NU Jatim.
Dia membandingkan dengan lawan Khofifah di Pilkada Jatim 2018, yaitu Saifullah Yusuf, atau akrab disapa Gus Ipul, yang pernah menjadi Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda (GP) Ansor, yang juga sama-sama sayap organisasi NU.
"Gus Ipul sudah lama tidak lagi menjabat Ketua Umum GP Ansor. Sehingga saat ini sulit mendapat dukungan penuh dari segenap anggota GP Ansor di Jawa Timur," ujarnya.
Maka Hasan memprediksi GP Ansor di Jawa Timur akan terpecah suaranya di Pilkada Jatim 2018 yang hanya diikuti oleh dua pasangan calon gubernur yang semuanya sama-sama berasal dari kader NU itu.
Pilkada Jatim 2018 dijadwalkan berlangsung pada 27 Juni mendatang. Khofifah Indar Parawansa yang berpasangan dengan Emil Elestianto Dardak diusung oleh koalisi partati politik Demokrat, Golkar, Nasdem, PPP, PAN dan Hanura.
Sedangkan Saifullah Yusuf berpasangan dengan Puti Guntur Soekarno diusung oleh koalisi PDIP, PKB, PKS dan Gerindra.