Rabu 28 Mar 2018 15:18 WIB

15 Varietas Pisang Potensial Jadi Pangan Fungsional

LIPI telah memulai penelitian pisang sejak 2008.

Pisang.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Pisang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Yuyu Suryasari Poerba menyebut 15 varietas pisang M. acuminata serta ratusan kultivar lokal dari Aceh hingga Papua berpotensi menjadi pangan fungsional.

Yuyu di Jakarta, Rabu (28/3), mengatakan bahwa LIPI telah memulai penelitian pisang sejak 2008 hingga sekarang. Hasil eksplorasi dan koleksi sumber daya pisang Indonesia, kata dia, disimpan di Kebun Plasma Nutfah (KPN) Pisang, Cibinong Science Center-Botanic Garden (CSC-BG) dalam bentuk kultur jaringan.

"Koleksi plasma nutfah pisang juga dikonservasi dalam bentuk kultur in-vitro," kata Yuyu.

Ia menjelaskan bahwa pengembangan varietas unggul pisang terus-menerus dengan tujuan untuk perbaikan ketahanan terhadap penyakit layu Fusarium dan seleksi untuk mendapatkan aksesi yang memiliki keunggulan untuk pangan berkualitas.

"Pisang dapat dijadikan pangan fungsional karena mengandung energi, karbohidrat, kadar pati, kandungan serat pangan, dan kandungan gula yang tinggi," katanya.

Terkait dengan metode untuk memperbaiki kualitas tanaman pisang, metode ini menggunakan pemuliaan konvensional dan dengan teknologi induksi poliploidi. Induksi poliploidi memungkinkan mendapatkan pisang tetraploid dengan efiesien dan efektif untuk menghasilkan pisang hibrid triploid unggul. 

Yuyu mengatakan bahwa pisang hibrid triploid menjadi target pemuliaan tanaman pisang karena dari segi agronomis dan hortikulturis merupakan pisang dengan keragaman ideal untuk berproduksi tinggi dibandingkan pisang diploid dan atau pisang tetraploid.

Ia menyebutkan dari ratusan aksesi hasil penelitian LIPI, 11 jenis pisang diantaranya sudah didaftarkan sebagai varietas baru hasil pemuliaan di Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian, Kementerian Pertanian.

Manfaat dari varietas yang sudah didaftarkan adalah sebagai tetua silangan (7 varietas pisang tetraploid) dan hibrid triploid tahan terhadap penyakit layu Fusarium (LIPI RJH3), memiliki kandungan nutrisi yang lebih baik seperti kandungan kalium tinggi (LIPI GRNK4, LIPI RJH3, LIPI MDMM3, LIPI MD4), energi (LIPI RJH3), karbohidrat (LIPI MDMM3), pati (LIPI RJH3, LIPI MD4), serta pangan (LIPI MD4) dan atau kandungan gula (LIPI MD4) yang relatif tinggi.

"Tantangan selanjutnya adalah mendapatkan varietas pisang triploid yang ideal agar memenuhi keinginan konsumen dari segi produksi, penampilan, kualitas buah dan rasa, aroma buah, serta kandungan nutrisi buah," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement