Rabu 28 Mar 2018 11:10 WIB

Susi Minta Restoran Setop Jual Menu Ikan Hiu

Kementerian KKP tengah mengkampanyekan pengelolaan perikanan berkelanjutan.

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.
Foto: Republika/ Wihdan
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menginginkan berbagai pihak dapat menggencarkan sosialisasi pengelolaan perikanan berkelanjutan. Contohnya, mendorong restoran tidak lagi menjual menu ikan hiu.

"Kita kampanye agar restoran menghentikan pembelian komoditas hiu," kata Menteri Susi dalam acara simposium tentang pengelolaan hiu dan pari berkelanjutan dan berbasis ilmiah, yang digelar di kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta, Rabu (28/3).

Menurut Susi, terkadang hambatan tidak hanya ditemui di kalangan industri atau elite, tetapi juga kerap berbenturan dengan nelayan. Untuk itu, ujar dia, penting sekali melakukan sosialisasi dan pemahaman secara meluas ke masyarakat agar mereka mengerti dan memahami permasalahan yang ada.

Sebelumnya, Menteri Susi Pudjiastuti mengingatkan pelaksanaan mekanisme perikanan budi daya di Tanah Air harus dilakukan secara berkelanjutan untuk dapat memenuhi kebutuhan pangan nusantara. "Budi daya harus berkelanjutan dan mandiri," kata Susi di kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta, Rabu (28/2).

Menurut Susi, kemandirian yang dimaksud antara lain dalam membuat pakan sendiri sehingga biaya pakan tidak perlu mencapai 80 persen beban produksi. Selain itu, ujar dia, dengan adanya kasus kematian ribuan ikan di sejumlah daerah semakin menekankan pentingnya pengelolaan budi daya berkelanjutan.

Susi menyatakan, dirinya sejak lama telah memberikan peringatan terkait bahayanya membuat keramba jaring apung secara berlebihan di waduk atau danau. Sebab, dapat berpotensi mengeruhkan kawasan perairan sehingga oksigen juga tidak terurai dalam air.

Akibat dari hal tersebut adalah matinya ikan karena keracunan atau kekurangan oksigen, yang ujungnya membuat produksi perikanan menjadi gagal. Bahkan, pengusaha yang meminjam dari perbankan untuk modal juga bisa mengalami kredit macet.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement