Selasa 27 Mar 2018 18:32 WIB

Citarum Tercemar Tinja Manusia, Bahaya Ancam Warga

Sungai Citarum dipenuhi sampah dan juga tinja manusia.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Karta Raharja Ucu
Ibu rumahtangga di Majalaya mencuci pakaian menggunakan air  aliran anak sungai Citarum di Jawa Barat.
Foto: Darren Whiteside/Reuters
Ibu rumahtangga di Majalaya mencuci pakaian menggunakan air aliran anak sungai Citarum di Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, SOREANG -- Ribuan warga Kabupaten Bandung masih membuang tinja dari jamban rumah mereka langsung ke anak-anak sungai yang akhirnya berujung ke daerah aliran sungai (DAS) Citarum. Kondisi tersebut sudah berlangsung lama dan disebabkan mereka tidak memiliki tangki septik pribadi ataupun komunal penampung kotoran.

Komandan Sektor 21 Satgas Citarum Harum, Kolonel Inf Yusep Sudrajat, mengatakan, warga masih banyak membuang tinja dari jamban rumahnya langsung ke anak sungai Citarum tanpa ditampung tangki septik. Akibatnya, selain kotor karena sampah, sungai Citarum juga dipenuhi tinja manusia.

"Masih banyak rumah warga yang WC-nya membuang tinja langsung ke sungai, tidak melalui septic tank," ujarnya, Selasa (27/3) di Bojongsoang, Kabupaten Bandung. Dia mengatakan, kotoran manusia tersebut yang banyak bakteri e-coli masuk langsung ke Sungai Citarum.

Menurut dia, bakteri itu bisa menimbulkan berbagai jenis penyakit bagi manusia, seperti infeksi saluran kemih, keracunan makanan, pneumonia, sesak napas, diare, dan keram perut. Untuk mengantisipasi hal tersebut dibutuhkan jamban perorangan sebanyak 25 ribu unit untuk ribuan warga.

Yusef menambahkan, untuk di sektor yang dikelolanya kebutuhan jamban perorangan mencapai 1.512 unit. Namun, jumlah tersebut masih bisa bertambah karena pendataan terhadap warga yang belum memiliki jamban masih terus dilakukan.

Ia mengungkapkan, kebutuhan jamban perorangan di tiap subsektor berada di anak Sungai Citarik 53 unit, Sungai Cipamokolan 2 unit, Sungai Cidurian 40 unit, Sungai Citepus 122 unit, Sungai Cikapundung 422 unit, dan Sungai Cisangkuy 256 unit. Selain itu, di Sungai Ciranjeng 182 unit, Sungai Cirasea 37 unit, Sungai Cibeureum 20 unit, dan Sungai Murci (Muara Ciwidey) 83 unit. Jumlah tersebut belum ditambah dengan anak sungai yang berada di Kota Cimahi.

Dia mengatakan, pihaknya akan melaksanakan pembangunan jika anggaran untuk jamban sudah turun. Ia pun menginstruksikan anggota untuk mewaspadai keberadaan mobil tinja yang diduga banyak membuang kotoran ke aliran sungai.

"Ada indikasi mereka (perusahaan sedot WC) membuang tinja ke sungai secara langsung. Bila tertangkap tangan, ambil foto dan videonya, kita ekspose," ucap dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement